Sabtu, 03 Mei 2014

PENDEKATAN TERPADU DALAM PEMBELAJARAN BI


Resume
Tugas Bahasa Indonesia
PENDEKATAN TERPADU DALAM PEMBELAJARAN BI

Disusun oleh Kelompok 2
Arik Muklis Setiawan
Awan Sigit Triono
Binti Kurniatus Saniyah
Charirotul Badriyah
Denok Muktiari

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
STAI DIPONEGORO
TULUNGAGUNG
2012
A.      Konsep Pendekatan Terpadu
1.     Pendekatan
Merupakan dasar teoritis untuk suatu metode. Asumsi  tentang bahasa bermacam-macam, antara lain yang menganggap bahasa sebagai kebiasaan, bahasa sebagai suatu komunikasi yang pada dasarnya dilisankan, bahasa sebagai seperangkat kaidah.

Asumsi-asumsi di atas menimbulkan adanya pendekatan-pendekatan yang berbeda, yakni
a.       Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa belajar berbahasa, yaitu membiasakan diri menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.
b.       Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa belajar berbahasa, yaitu memperoleh kemampuan berkomunikasi secara lisan.
c.       Pendekatan yang mendasari pendapat bahwa dalam pembelajaran bahasa, yang harus diutamakan adalah pemahaman akan kaidah-kaidah yang mendasari ujaran, tekanan pembelajaran pada aspek kognitif bahasa, bukan pada kemampuan menggunakan bahasa.

2.     Metode
Metode pembelajaran bahasa merupakan rencana pembelajaran bahasa, yang mencakup pemilihan, penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya. (pendekatan merupakan dasar penentu metode yang digunakan).
3.     Teknik
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut.

Konsep pendekatan terpadu (integratif) sebagian besar terfokus pada hakikat anak sebagai pembelajar dan proses yang melibatkan pengembangan berfikir dan belajar. Pendekatan terpadu melatih dasar-dasar belajar secara lebih mendalam, melatih factor-faktor seperti efek harga diri dalam belajar dan peran kesalahan dalam belajar. Pendekatan ini cenderung membuat kegiatan belajar relevan dan bermakna bagi anak. Suriasumantri (1995:257) menyatakan bahwa pembelajarn terpadu dalam pengajaran bahasa holistik (whole language)  yang memperlakukan bahasa sebagai kesatuan yan bulat dan utuh, dan dalam proses belajar sesuai dengan perkembangan siswa. Dalam proses pembelajaran bahasa holistik guru menjadi model berbahasa (meembaca dan menulis), serta bertindak sebagai fasilitator dan memberikan umpan balik yang positif. Dengan pendekatan terpadu, siswa didorong untuk berani bekerja secara kelompokdan belajar dari hasil pengalamannya sendiri.
Menurut Pappas (1990: 8) pembelajaran bahasa yang terpadu didasarkan pada 3 prisip utama:
1.       Anak adalah pembelajar yang konstruktif yang secara aktif membangun makna.
2.       Bahasa adalah system makna yang  dikomunikasikan dan diekspresikandi lingkungan social.
3.       Pengetahuan ada dalam pikiran individuyang diorganisasikan dan dibangun melalui interaksi social yang senantiasaberubah dalam kehidupan.

B.      Prinsip-Prinsip Penerapan Pendekatan Terpadu Dalam Pembelajaran BI MI
1.     Prinsip Pertama
Yaitu keefektifan komunikasi secara luas sebagai tujuan pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar. Dalam hal ini anak-anak membutuhkan keterampilan berbahasa yang dapat diterapkandalam kehidupannya agar dapat belajar dan berkomunikasi. Terampil berkomunikasi berarti tidak hanya memiliki pengetahuan bahasa, tetapi dapat menggunakan bahasa secara tepat dalam berbagai situasi.














                                                                                                      
Membaca                                                                                                     Berbicara:
·        Membaca teks bacaan                                                                 Mendiskusikan puisi
Teks
·        Mendeklamasikan puisi















 
Tema


 


Mendengarkan:
·      Mendengarkan
·      Mendengarkan teks yg dibacakan.
 
Menulis :
·    Menuliskan kembali teks yg dibaca (rekaman)
·    Menuliskan isi teks yg didengar (dibacakan)
 
 



 




Visualisasi: hubungan 4 keterampilan Berbahasa dalam Pembelajaran Terpadu

2.     Prinsip Kedua
Yaitu situasi pembelajaran bahasa menurut konteks ialah bahwa pembelajaran bahasa akan menjadi optimal jika diusahakan berada dalam konteks bermakna.  Kegiatan yang dilakukan anak-anak , pengalaman berkomunikasisecara aktif dan proses berfikir yang mereka alamimembuat mereka menjadi pembaca dan pendengar yang cerdas, serta pembicara dan penulis yang pandai. Menurut kenyataan, belajar bahasa merupakan proses coba-coba dan proses memecahkan masalah. Anak-anak menduga-duga tentang penggunaan bahasa yang sesuai, mengunakan bahasa berdasarkan dugaan tersebut, kemudian mencocokkan apakah penggunaan bahasa mereka tepat apa belum. Guru dan orang tua sangat berperan aktif terkait dengan kegiatan belajar anak.
Dalam pembelajaran ini menggunakan 3 macam konteks:
1)       Konteks ekspresif
2)       Konteks kognitif
3)       Konteks social


3.     Prinsip Ketiga
Yaitu memaksimalkan hubungan antar keterampilan berbahasa. Penggunaan bahasa yang bersifat produktif (berbicara dan menulis) dan reseptif (menyimak dan membaca) menciptakan satu dasar keterpaduan. Penyimak (pendengar) dan pembaca menggunakan proses yang sama, yaitu ‘menerima’ isyarat dari luar dan menanggapi isyarat tersebut. Demikian juga penulis dan pembicara menggunakan proses yang sama dalam menemukan simbol-simbol berbentuk kata, kalimat, paragraf. Dalam belajar bahasa lebih mudah jika bersifat utuh atau menyeluruh, sesuai dengan kenyataan, sesuai dengan kebutuhan pembelajar, yang dipelajari harus hal-hal yang bermakna da nada gunanya, penggunaan bahasa yang dipelajari disesuaikan dengan situasi, yang dipelajari dan pembelajarannya harus menarik minat pembelajar.

C.      Macam-macam Strategi Pendekatan Terpadu
Pembelajaran bahasa terpadu (whole language) adalah cara untuk menyatukan pandangan tentang bahasa, pembelajaran, dan orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran.dalam hal ini orang-orang yang dimaksud adalah siswa dan guru.
Menurut Routman dan Froese (dalam Santosa dkk, 2005:2.4) ada 8 kelompok dalam whole language.
1.       Membaca Bersuara (Reading Aloud)
Adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru untuk siswanya. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain: meningkatkan keterampilan menyimak, memperkaya kosa kata, membantu meningkatkan membaca pemahaman, menumbuhkan minat baca pada siswa.
2.       Membaca Dalam Hati (Sustained Silent Reading)
Pesan yang ingin disampaikan kepada siswa melalui kegiatan ini adalah;
a)       Membaca adalah kegiatan yang menyenangkan
b)       Membaca dapat dilakukan oleh siapapun
c)       Membaca berarti kita berkomunikasi dengan pengarang buku tersebut.
3.       Membaca Bersama (Share Reading)
Ada beberapa cara melakukan kegiatan ini:
a)       Guru membaca dan siswa mengikutinya ( untuk kelas rendah)
b)       Guru membaca dan siswa menyimak sambil melihat bacaanyang tertera dalam buku
c)       Siswa membaca bergiliran
4.       Membaca Terbimbing (Guided Reading)
Dalam kegiatan ini siswa membaca dan mendiskusikan buku yang sama. Guru mengajukan pertanyaan yang meminta siswa menjawabdengan kritis, bukan sekadar pertanyaan pemahaman.
5.       Membaca Bebas (Independent Reading)
Dalam membaca bebas siswa bertanggung jawab terhadap bacaan yang dipilihnya sehingga peran guru pun berubah dari seorang pemakarsa model, dan pemberi tuntunan menjadi seorang pengamat, fasilitator, dan pemberi respon. Menurut penelitian yang dilakukan Anderson dkk (1988), membaca bebas yang diberikan secara rutin meskipun hanya 10 menit sehari dapat meningkatkan kemampuan membaca pada siswa.
6.       Menulis Jurnal (Journal Writing)
Menulis jurnal adalah strategi yang dapat dengan mudahditerapkan. Jurnal adalah sarana yang aman bagi siswa untuk mengungkapkan perasaannya, menceritakan kejadian di sekitarnya, membeberkan hasil belajar, dan menggunakan bahasa dalam bentuk tulisan.
Manfaat menulis jurnal:
a)       Meningkatkan kemampuan menulis
b)       Meningkatkan kemampuan membaca
c)       Menumbuhkan keberanian menghadapi resiko
d)       Memberi kesempatan untuk membuat refleksi
e)       Memvalidasi pengalaman dan perasaan pribadi
f)        Memberikan tempat yang aman dan rahasia untuk menulis
g)       Meningkatkan kemampuan berfikir
h)       Meningkatkan kesadaran akan aturan menulis
i)        Menjadi alat evaluasi
j)        Menjadi dokomen tertulis
7.       Menulis Terbimbing (Guide Writing)
Peran guru dalam hal ini adalah fasilitator, membantu siswa menemukan apa yang ingin ditulisnya dan bagaimana menulisnya dengan jelas, sitematis dan menarik. Selain itu guru juga bertindak sebagai pendorong, sebagai pemberi saran.
8.       Menulis Bebas (Independent Writing)
Menulis bebas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis dan meningkatkan kemampuan kritis dalam menulis bebas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar