Resume
Tugas Bahasa Indonesia
PENDEKATAN
TERPADU DALAM PEMBELAJARAN BI
Disusun oleh Kelompok 2
Arik Muklis Setiawan
Awan Sigit Triono
Binti Kurniatus Saniyah
Charirotul Badriyah
Denok Muktiari
PROGRAM
STUDI
PENDIDIKAN
GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
STAI
DIPONEGORO
TULUNGAGUNG
2012
A. Konsep
Pendekatan Terpadu
1. Pendekatan
Merupakan dasar teoritis untuk suatu metode.
Asumsi tentang bahasa bermacam-macam,
antara lain yang menganggap bahasa sebagai kebiasaan, bahasa sebagai suatu
komunikasi yang pada dasarnya dilisankan, bahasa sebagai seperangkat kaidah.
Asumsi-asumsi di atas menimbulkan adanya
pendekatan-pendekatan yang berbeda, yakni
a.
Pendekatan yang
mendasari pendapat bahwa belajar berbahasa, yaitu membiasakan diri menggunakan
bahasa untuk berkomunikasi.
b.
Pendekatan yang
mendasari pendapat bahwa belajar berbahasa, yaitu memperoleh kemampuan
berkomunikasi secara lisan.
c.
Pendekatan yang
mendasari pendapat bahwa dalam pembelajaran bahasa, yang harus diutamakan
adalah pemahaman akan kaidah-kaidah yang mendasari ujaran, tekanan pembelajaran
pada aspek kognitif bahasa, bukan pada kemampuan menggunakan bahasa.
2. Metode
Metode pembelajaran bahasa merupakan rencana
pembelajaran bahasa, yang mencakup pemilihan, penentuan, dan penyusunan secara
sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan
bagaimana pengembangannya. (pendekatan merupakan dasar penentu metode yang
digunakan).
3. Teknik
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan
bahan ajar yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang
dianut.
Konsep pendekatan terpadu (integratif) sebagian besar
terfokus pada hakikat anak sebagai pembelajar dan proses yang melibatkan
pengembangan berfikir dan belajar. Pendekatan terpadu melatih dasar-dasar
belajar secara lebih mendalam, melatih factor-faktor seperti efek harga diri
dalam belajar dan peran kesalahan dalam belajar. Pendekatan ini cenderung
membuat kegiatan belajar relevan dan bermakna bagi anak. Suriasumantri
(1995:257) menyatakan bahwa pembelajarn terpadu dalam pengajaran bahasa
holistik (whole language) yang memperlakukan bahasa sebagai kesatuan
yan bulat dan utuh, dan dalam proses belajar sesuai dengan perkembangan siswa.
Dalam proses pembelajaran bahasa holistik guru menjadi model berbahasa (meembaca
dan menulis), serta bertindak sebagai fasilitator dan memberikan umpan balik
yang positif. Dengan pendekatan terpadu, siswa didorong untuk berani bekerja
secara kelompokdan belajar dari hasil pengalamannya sendiri.
Menurut Pappas (1990: 8) pembelajaran bahasa yang
terpadu didasarkan pada 3 prisip utama:
1.
Anak adalah
pembelajar yang konstruktif yang secara aktif membangun makna.
2.
Bahasa adalah
system makna yang dikomunikasikan dan
diekspresikandi lingkungan social.
3.
Pengetahuan ada
dalam pikiran individuyang diorganisasikan dan dibangun melalui interaksi
social yang senantiasaberubah dalam kehidupan.
B. Prinsip-Prinsip
Penerapan Pendekatan Terpadu Dalam Pembelajaran BI MI
1. Prinsip
Pertama
Yaitu keefektifan komunikasi secara luas sebagai
tujuan pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar. Dalam hal ini anak-anak
membutuhkan keterampilan berbahasa yang dapat diterapkandalam kehidupannya agar
dapat belajar dan berkomunikasi. Terampil berkomunikasi berarti tidak hanya
memiliki pengetahuan bahasa, tetapi dapat menggunakan bahasa secara tepat dalam
berbagai situasi.
Membaca Berbicara:
·
Membaca teks
bacaan Mendiskusikan
puisi
Teks
·
Mendeklamasikan puisi
Tema
|
|
Visualisasi:
hubungan 4 keterampilan Berbahasa dalam Pembelajaran Terpadu
2. Prinsip
Kedua
Yaitu situasi pembelajaran bahasa menurut konteks
ialah bahwa pembelajaran bahasa akan menjadi optimal jika diusahakan berada
dalam konteks bermakna. Kegiatan yang
dilakukan anak-anak , pengalaman berkomunikasisecara aktif dan proses berfikir
yang mereka alamimembuat mereka menjadi pembaca dan pendengar yang cerdas,
serta pembicara dan penulis yang pandai. Menurut kenyataan, belajar bahasa
merupakan proses coba-coba dan proses memecahkan masalah. Anak-anak
menduga-duga tentang penggunaan bahasa yang sesuai, mengunakan bahasa
berdasarkan dugaan tersebut, kemudian mencocokkan apakah penggunaan bahasa
mereka tepat apa belum. Guru dan orang tua sangat berperan aktif terkait dengan
kegiatan belajar anak.
Dalam pembelajaran ini menggunakan 3 macam konteks:
1)
Konteks
ekspresif
2)
Konteks kognitif
3)
Konteks social
3. Prinsip
Ketiga
Yaitu memaksimalkan hubungan antar keterampilan
berbahasa. Penggunaan bahasa yang bersifat produktif (berbicara dan menulis)
dan reseptif (menyimak dan membaca) menciptakan satu dasar keterpaduan.
Penyimak (pendengar) dan pembaca menggunakan proses yang sama, yaitu ‘menerima’
isyarat dari luar dan menanggapi isyarat tersebut. Demikian juga penulis dan
pembicara menggunakan proses yang sama dalam menemukan simbol-simbol berbentuk
kata, kalimat, paragraf. Dalam belajar bahasa lebih mudah jika bersifat utuh
atau menyeluruh, sesuai dengan kenyataan, sesuai dengan kebutuhan pembelajar,
yang dipelajari harus hal-hal yang bermakna da nada gunanya, penggunaan bahasa
yang dipelajari disesuaikan dengan situasi, yang dipelajari dan pembelajarannya
harus menarik minat pembelajar.
C. Macam-macam
Strategi Pendekatan Terpadu
Pembelajaran bahasa terpadu (whole language) adalah cara untuk menyatukan pandangan tentang
bahasa, pembelajaran, dan orang-orang yang terlibat dalam pembelajaran.dalam
hal ini orang-orang yang dimaksud adalah siswa dan guru.
Menurut Routman dan Froese (dalam Santosa dkk,
2005:2.4) ada 8 kelompok dalam whole
language.
1.
Membaca Bersuara (Reading
Aloud)
Adalah
kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru untuk siswanya. Manfaat yang dapat
diperoleh antara lain: meningkatkan keterampilan menyimak, memperkaya kosa
kata, membantu meningkatkan membaca pemahaman, menumbuhkan minat baca pada
siswa.
2.
Membaca Dalam Hati (Sustained Silent Reading)
Pesan
yang ingin disampaikan kepada siswa melalui kegiatan ini adalah;
a)
Membaca adalah
kegiatan yang menyenangkan
b)
Membaca dapat
dilakukan oleh siapapun
c)
Membaca berarti
kita berkomunikasi dengan pengarang buku tersebut.
3.
Membaca Bersama (Share
Reading)
Ada
beberapa cara melakukan kegiatan ini:
a)
Guru membaca dan
siswa mengikutinya ( untuk kelas rendah)
b)
Guru membaca dan
siswa menyimak sambil melihat bacaanyang tertera dalam buku
c)
Siswa membaca
bergiliran
4.
Membaca Terbimbing (Guided Reading)
Dalam
kegiatan ini siswa membaca dan mendiskusikan buku yang sama. Guru mengajukan
pertanyaan yang meminta siswa menjawabdengan kritis, bukan sekadar pertanyaan
pemahaman.
5.
Membaca Bebas (Independent
Reading)
Dalam membaca bebas siswa
bertanggung jawab terhadap bacaan yang dipilihnya sehingga peran guru pun
berubah dari seorang pemakarsa model, dan pemberi tuntunan menjadi seorang
pengamat, fasilitator, dan pemberi respon. Menurut penelitian yang dilakukan
Anderson dkk (1988), membaca bebas yang diberikan secara rutin meskipun hanya
10 menit sehari dapat meningkatkan kemampuan membaca pada siswa.
6.
Menulis Jurnal (Journal
Writing)
Menulis
jurnal adalah strategi yang dapat dengan mudahditerapkan. Jurnal adalah sarana
yang aman bagi siswa untuk mengungkapkan perasaannya, menceritakan kejadian di
sekitarnya, membeberkan hasil belajar, dan menggunakan bahasa dalam bentuk
tulisan.
Manfaat
menulis jurnal:
a)
Meningkatkan
kemampuan menulis
b)
Meningkatkan
kemampuan membaca
c)
Menumbuhkan
keberanian menghadapi resiko
d)
Memberi
kesempatan untuk membuat refleksi
e)
Memvalidasi
pengalaman dan perasaan pribadi
f)
Memberikan
tempat yang aman dan rahasia untuk menulis
g)
Meningkatkan
kemampuan berfikir
h)
Meningkatkan
kesadaran akan aturan menulis
i)
Menjadi alat
evaluasi
j)
Menjadi dokomen
tertulis
7.
Menulis Terbimbing (Guide Writing)
Peran
guru dalam hal ini adalah fasilitator, membantu siswa menemukan apa yang ingin
ditulisnya dan bagaimana menulisnya dengan jelas, sitematis dan menarik. Selain
itu guru juga bertindak sebagai pendorong, sebagai pemberi saran.
8.
Menulis Bebas (Independent
Writing)
Menulis
bebas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis dan meningkatkan kemampuan
kritis dalam menulis bebas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar