Rabu, 14 Mei 2014

Analisis Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pengelolaan Kelas



Analisis Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pengelolaan Kelas
Oleh : Denok Muktiari

A.    Pendahuluan
Keterampilan  memberikan  penguatan  atau reinforcement  ,  secara  garis  besar dapat  dimaknai  sebagai  kemampuan guru  dalam  memberikan  respon  terhadap    perilaku  siswa  dalam  kegiatan belajar  mengajar, agar  siswa  terdorong  untuk  meningkatkan    perilaku positif  tersebut.  Pada  dasarnya  istilah penghargaan,  hadiah,  pujian  yang sering  disama  artikan  dengan  penguatan  memiliki  kedudukan  sebagai bagian dalam keterampilan dalam memberi penguatan. Pemberian  penguatan  oleh  guru  terhadap  perilaku  siswa  akan mendorong siswa tersebut agar berbuat lebih baik lagi.
Beberapa pendapat yang mengatakan tentang pemberian penguatan, Mulyani Soemantri dan  Johar  Permana    (1998/1999:  272)  menyatakan  bahwa    memberi penguatan atau reinforcement adalah suatu tindakan atau respon terhadap suatu  bentuk  perilaku  yang  dapat  mendorong  munculnya  peningkatan kualitas  tingkah  laku  tersebut  disaat  yang  lain. Selanjutnya  Syaiful  Bahri  Djamarah  (2005:118)  mendefinisikan pemberian  penguatan  sebagai  respon  dalam  proses  interaksi  edukatif berupa  respon  positif  dan  respon  negatif.  Respon  positif  adalah  respon yang diberikan melalui hadiah, sedangkan respon negatif diberikan melalui hukuman. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mengubah tingkah laku seseorang. Hal ini menunjukan bahwa pengubahan tingkah laku siswa dapat  dilakukan  dengan  pemberian  penguatan dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa.




  1. Analisis Guru Memberikan Penguatan dan Umpan Balik Terhadap Respon dan Hasil Belajar Peserta Didik Selama Proses Pembelajaran
Pemberian penguatan dan umpan balik dapat berupa:
1.      Pemberian umpan balik positif
a.       Pengertian Umpan Balik Positif
·         Pengertian umpan balik (Feedback) Menurut Eggen & Kauchak (1994): umpan balik adalah informasi yang diberikan oleh guru kepada siswa tentang tingkah laku tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan performa (kinerja) siswa.
·         Definisi Umpan Balik (Feedback) Menurut Richard L. Arends (1997): Umpan balik atau feedback adalah informasi yang diberikan kepada siswa tentang performa mereka; misalnya tentang pengetahuan yang mereka peroleh dari pembelajaran.
·         Pengertian Feedback  Menurut Robert E. Slavin (1997): Menurut Slavin, feedback atau umpan balik adalah informasi tentang hasil-hasil dari upaya belajar yang telah dilakukan siswa.
Umpan balik positif diberikan kepada siswa dengan tujuan siswa akan mempertahankan kinerja (performa)-nya di masa yang akan datang. Umpan balik positif sebaiknya dibarengi dengan penghargaan (reward) / penguatan (reinforcement) misalnya berupa pujian atau tepuk tangan, atau bentuk lainnya.
Umpan balik positif guru memberikan informasi tentang performa siswa yang sudah bagus.  Misalnya: “Bagus Andi, hitunganmu tepat sekali. Dan saya suka caramu menuliskan langkah-langkah perhitungan tentang luas lingkaran di soal itu: rinci, rapi, dan dibuat selangkah demi selangkah secara berurutan sehingga mudah dimengerti orang lain.”
b.      Cara menyampaikan umpan balik positif
Pemberian umpan balik dapat berupa tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen psikomotorik. Secara kognitif artinya pemberian umpan balik positifnya berupa pemberian nilai yang bagus atas kegiatan kognitif siswa. Secara afektif, berarti pemberian umpan balik positif berupa sikap guru yang cenderung menyukai dari hasil belajar siswa. Misalnya dengan senyum. Sedangkan komponen yang terakhir yaitu secara psikomotorik atau berupa tindakan yang positif. Misalnya mengacungkan jempol, menganggukkan kepala, dan sebagainya.

2.      Pemberian penguatan dapat berupa lisan
a.       Kata-kata
Penguatan  yang  diberikan  kepada  siswa  berupa  kata  saja,  hal  ini
dilakukan  secara  singkat,  mudah  dipahami  sehingga  siswa  mudah
dalam menangkap respon dari guru.
Contoh:
1) Bagus.
Diutarakan  ketika  siswa mengerjakan  tugas  atau  perintah  dengan
baik, rapi, sistematis.
2) Tepat/ betul/ benar.
Diutarakan  ketika  siswa  menjawab  suatu  soal/  pertanyaan  sesuai
dengan sesuai/ benar.
3) Pintar.
Disampaikan  guru  apabila  siswa  memiliki  kemampuan  intelektual
yang  baik  di  banding  teman  yang  lain,  bisa  juga  disampaikan  pada
saat siswa benar dalam menjawab pertanyaan atau soal.
4) Ya.
Disampaikan  guru  apabila  siswa  menjawab  soal  atau  pertanyaan
sesuai  dengan  harapan  guru,  atau  memberikan  pendapat  dengan
benar.
b.      Kalimat
Umpan  balik  yang  diberikan  guru  berupa  rangkaian  kata  atau  kalimat
untuk  memperjelas  susunan  kata-kata  yang  ada,  sehingga  siswa  dapat
mengerti kemampuan dan alasan mengapa  guru memberikan penguatan
tersebut.
Contoh:
1) Pekerjaan Andi bagus sekali!
2) Cara Agus memberikan penjelasan baik sekali!
3.      Pemberian penguatan dapat berupa tulisan
Pemberian penguatan berupa tulisan dapat dituangkan dalam beberapa cara:
1)      Penguatan  melalui komentar tertulis dapat diberikan pada lembar jawaban ulangan, PR, tugas, atau LKS yang dikerjakan siswa. Guru memberikan penguatan dengan cara menulis komentar-komentar yang memuat informasi bagaimana seharusnya mereka menjawab soal-soal ulangan, PR, tugas, atau LKS itu. Tidak hanya sekedar mencoret jawaban-jawaban yang salah dengan tanda silang, tetapi menuliskan langkah-langkah atau jawaban-jawaban yang tepat.
2)      Pemberian nilai yang bagus bagi siswa yang aktif dan berprestasi
4.      Pemberian umpan balik dan penguatan dapat berupa isyarat
Segala  aktivitas  guru  berupa  gerak isyarat  yang  dapat  memberikan  dorongan  bagi  aktivitas  belajar  siswa secara positif. Dapat dilakukan guru dengan berbagai cara, akan tetapi guru perlu  memperhatikan  prinsip  dalam  memberikanya  agar  dapat meminimalisir  dampak  negatif  yang  ditimbulkan. Perhatian  yang dilakukan secara fisik berupa elusan di  kepala,  acungan  jempol  atau  sekedar  terangkatnya  alis  mata  karena ekspresi  kagum  sebagai  umpan  balik  positif  terhadap  perilaku  baik  yang dilakukan  anak. Ada 5 pengelompokkan dalam pemberian umpan balik positif,yaitu:
1)      Penguatan  berupa  mimik  dan  gerakan  badan,
Penguatan berupa mimik dan gerakan-gerakan badan seperti senyuman, anggukan, acungan ibu jari, dan sebagainya, kadang dilakukan bersama dengan penguatan yang secara lisan. Misalnya ketika guru memberikan penguatan . Secara lisan “bagus”  kepada  siswa,  pada  saat  bersamaan  guru  juga mengacungkan  jempolnya  ke  arah  siswa  tersebut
2)      Penguatan  dengan  cara  mendekati
ialah pendekatan  yang diberikan  guru  dengan  cara  mendekati  siswa  sebagai  wujud  perhatian, kesenangannya  terhadap  pekerjaan,  tingkah  laku,  atau  penampilan  siswa. Dapat   dilakukan  dengan  berdiri  di  samping  siswa,  berjalan  atau duduk  di  samping  siswa  atau  kelompok  diskusi. 

3)      Penguatan  dengan  sentuhan
Dilakukan  dengan  menepuk  bahu  atau  pundak  siswa,  menjabat  tangan atau  mengangkat  tangan  siswa  yang  menang  dalam  pertandingan. Guru  perlu  mempertimbangkan  umur,  latar  belakang  budaya,  jenis kelamin.  Sebagai  contoh  penguatan  berupa  mengelus  rambut  rambut saat di Taman Kanak-Kanak dan kelas rendah bisa dipakai, tetapi belum tentu sesuai dengan siswa kelas tinggi.
4)      Penguatan  dengan  kegiatan  menyenangkan
Guru  dapat menggunakan  kegiatan  atau  tugas  yang  menyenangkan  sebagai  penguatan.  Ada  baiknya  kegiatan  atau  tugas  tersebut  ada kaitannya  dengan  penampilan  yang  diberi  penguatan.  Ini  bukan  berarti bahwa  kegiatan  lain  yang  tidak  berhubungan  tidak  dapat  digunakan. Apapun jenis kegiatan atau tugas yang disenangi anak dan positif dapat diberikan guru sebagai penguatan.
5)      Penguatan  berupa symbol
Dapat dilakukan dengan cara menulis komentar di buku siswa, bintang dari  kertas, stempel senyum  dan  benda  lain  yang  tidak  terlalu mahal  harganya,  tetapi memiliki  arti  simbolis.  Sebaiknya  jangan  terlalu  sering  digunakan, terutama  berupa  benda  agar  tidak  menjadi  kebiasaan  siswa  untuk mengarapkan    imbalan  karena  penampilanya.
5.    Pemberian penguatan dapat berupa hadiah
Pengertian  pemberian  hadiah atau reward  dalam pendidikan  atau  metode  pembelajaran  dimaksudkan  sebagai  sebuah  penghargaan  yang didapatkan  melalui  usaha  keras  anak  melalui  belajar,  baik  melalk  maupun  individu yang menghasilkan prestasi belajar. Penghargaan atas prestasi anak biasa diberikan dalam bentuk materi  dan  non  materi  yang  masing-masing  sebagai  bentuk  motivasi  positif.
Dalam  memberikan  dan  menentukan reward (penghargaan),  secara  ideal  pendidik  (guru)  harus menggunakan  prinsip  keadilan  antara  anak  yang  satu  dengan  anak  lainnya  agar  tidak  terjadi kecemburuan. Pemberian reward yang  demikian  akan  mampu  memotivasi  anak  yang  belum
berkesempatan  mendapatkan,  yaitu  disesuaikan  dengan  apa  yang  telah  menjadi  prestasi.
a.       Bentuk materi berupa benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak,  misalnya  pemberian  pensil,  buku  tulis,  pemberian  gambar  bintang,  beasiswa  dll.
b.      Penghargaan  berbentuk  non  materi  berupa  kata-kata  yang  menggembirakan  (pujian),  ucapan selamat  atas  prestasi,  pemberian  tepuk  tangan,  pendidik  (guru)  mengangguk-ngangguk  tanda senang  dan  membenarkan  suatu  jawaban  yang  diberikan  oleh  anak  didik.
Pemberian reward yang representatif meliputi :
1.  Pemberian kepercayaan
  Dalam  diri  anak  membutuhkan  pengakuan  bagi  eksistensinya  di  mata  orang  lain  (teman-temannya).  Pemberian  kepercayaan  membuat  diri  anak  merasa  diakui  dan  dihargai  oleh pendidik  (guru).  Dengan  diberikan  kesempatan  untuk  membuktikan  kemampuannya,  anak mulai menghargai keberadaan diri dan orang lain. Hal ini  akan memunculkan responsibility untuk  mampu  menjaga  dan  mewujudkan  amanat  yang  ada.  Pemberian  kepercayaan  lebih berimplikasi positif pada diri anak daripada pemberian materi maupun kata-kata pujian yang tidak  realistik.  Kepercayaan  menjamin  kesenangan  seseorang  untuk  mengurangi  tekanan jiwa.
2.  Senyuman, Pandangan, Tepukan Punggung
  Pemberian  kasih  sayang  oleh  pendidik  (guru)  yang  diwujudkan  melalui  ekspresi  wajah  dan tindakan  jasmaniah  akan  lebih  mengena.  Keadaan  emosional  anak  yang  labil  akan  sering menimbulkan  sikap  menolak,  mencela  bahkan  merombak  ketentuan  apapun  yang  dirasa mempersempit  kebebasannya,  karena  anak  pada  masa  pendidikan  dasar  ingin  mendapatkan kebebasan dari ketergantungan. Adanya tekanan-tekanan dan kungkungan akan menimbulkan ketegangan yang menjadikan anak semakin marah. Oleh karena itu, adanya sikap penerimaan positif  dari  pendidik  (guru)  sebagai  wujud  persetujuan  mereka  pada  perilaku  anak,  akan
diimbangi pula oleh penerimaan positif anak.
  1. Penutup
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian umpan balik dan penguatan sangat dibutuhkan untuk memberikan motivasi untuk siswa agar terus dapat meningkatkan kegiatan belajarnya. Ada beberapa cara dalam memberikan umpan balik dan penguatan, yaitu:
1.      Umpan balik positif
2.      Pemberian penguatan secara lisan
3.      Pemberian penguatan secara tertulis
4.      Pemberian penguatan secara isyarat
5.      Pemberian penguatan berupa hadiah
Mat peMeningkatkan perhatian siswa dan membangkitkan motivasi siswa
Melalui penguatan yang diberikan oleh guru terhadap perilaku belajar siswa, siswa akan merasa diperhatikan oleh gurunya. Dengan demikian perhatian siswa pun akan semakin meningkat seiring dengan perhatian guru melalui respon yang diberikan kepada siswanya. Apabila perhatian siswa semakin baik, maka dengan sendirinya motivasi belajarnya pun akan semakin baik pula.
b. Memudahkan siswa belajar
Tugas guru sebagai fasilitator pembelajaran bertujuan untuk memudahkan siswa belajar. Untuk memudahkan belajar harus ditunjang oleh kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan memberikan respon-respon (penguatan) yang akan semakin mendorong keberanian siswa untuk mencoba, bereksplorasi dan terhindar dari perasaan takut salah dalam belajar.
c. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong munculnya perilaku yang positif.
d. Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa
Perasaan khawatir, ragu-ragu, takut salah dan perasaan-perasaan negatif yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses pembelajaran harus dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negatif dalam belajar, yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang diberikan oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa.

e. Memelihara iklim kelas yang kondusif
Suasana kelas yang menyenangkan, aman dan dinamis akan mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal. Melalui penguatan yang dilakukan oleh guru, suasana kelas akan lebih demokratis, sehingga siswa akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba dan melakukan perbuatan-perbuatan belajar lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar