Rabu, 14 Mei 2014

PEMBELAJARAN PAI BERWAWASAN NON-TEHNOLOGIK DENGAN TEHNIK INTERNALISASI



PEMBELAJARAN PAI BERWAWASAN NON-TEHNOLOGIK
DENGAN TEHNIK  INTERNALISASI PADA PEMBELAJARAN PAI SD/ MI KELAS 1

Disusun sebagai tugas untuk memenuhi mata kuliah Strategi dan Metode Pembelajaran
Prodi PGMI Semester IV

Dosen: Achmad Fathoni, M.Pd I

50265_100190917122_5946100_n.jpg

Disusun oleh:
DENOK MUKTIARI
NIM: 201180260014





PROGRAM STUDI S1 - PGMI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DIPONEGORO
TULUNGAGUNG
2013

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul “Pembelajaran PAI Berwawasan Non-Tehnologik dengan Tehnik Internalisasi pada Pembelajaran PAI SD/ MI kelas 1” telah dapat kami selesaikan dengan sukses dan lancar tanpa ada halangan yang melintang.
            Sholawat serta salam semoga senangtiasa di limpahkan kepada Rasullulah SAW. yang telah membimbing umat manusia menuju kebenaran dan kejujuran supaya eksistensi kemanusiaannya senang tiasa terpelihara.
            Makalah ini telah tersusun dengan sukses atas bantuan dan dorongan dari Bapak  Pembimbing atau Dosen Strategi dan Metode Pembelajaran serta partisipasi teman-teman  kami.
            Oleh sebab itu kami sampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada :
1.      Bapak Achmad Fahtoni, M.Pd I sebagai Dosen mata kuliah Strategi dan Metode Pembelajaran
2.      Teman-teman PGMI semester IV
Walaupun penyusun telah berupaya dengan segala kemampuan, namun penyusun sadar bahwa makalah ini tidak terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca.
      Akhirnya kami berdoa semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi semua pihak.



Tulungagung, Juni 2013
Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan telah menjadi bagian manusia sejak manusia itu sendiri ada. Seiring dengan perkembangan waktu, pendidikan semakin berkembang dan mengalami penyempurnaan. Dan selalu ada usaha-usah kreatif untuk membangun pendidikan menjadi  lebih baik.
Begitu juga dengan pendidikan Islam yang bertitik tolak pada ranah praktek pendidikan di sekolah atau studi pendidikan. Istilah pendidikan dalam perspektif Islam didefinisikan menjadi 2 hal yaitu tarbiyah dan ta’dib. Tarbiyah berarti menstransfer perilaku, sikap dan perbuatan. Sedang ta’dib mengacu pada ilmu yang bersifat kognitif.
Dasar pendidikan Islam dengan ajaran Islam itu sendiri, yang berasal dari sumber yang sama, yaitu Al Qu’ran dan Al Hadits. Kedua dasar ini dapat dikembangkan lagi dengan ijtihad sebagi antisipasi terhadap perkembangan zaman. Kemudian dasar ini kita tuangkan dalam prinsip-prinsip pendidikan Islam yang menekankan pada proses keseimbangan dunia akhirat. Sehingga pendidikan agama Islam berupaya untuk 1) menanamkan ketaqwaan, 2) menanamkan pentingnya ilmu pengetahuan agar manusia mau berfikir, 3) menanamkan amal sholeh, 4) mementingkan akhlak.
Tentunya penyelenggaraan pendidikan agama Islam yang ada pada kurikulum satuan pendidikan juga mengacu pada landasan dasar pendidikan Islam. Dalam hal ini peran guru sebagi fasilitator diharapkan pandai dalam memilih strategi dan metode yang tepat dalam penyampaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
 Ada 3 hal penting yang harus dipahami seorang guru dalam pencapaian pembelajaran. 1) aspek kognitif, 2) aspek afektif, 3) aspek psikomotorik. Pada pembelajaran PAI, terdapat 3 model pembelajaran, yaitu 1) Pembelajaran PAI berwawasan tenologik, yang menekankan pada aspek kognitif dan psikomotorik, 2) Pembelajarn PAI berwawasan non-tehnologik,  menekankan pada aspek afektif, 3) Pembelajarn PAI Terpadu, tang menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Pada makalah ini yaitu akan membahas Pembelajaran PAI Berwawasan Non-Tehnologik dengan Tehnik Internalisasi pada Pembelajaran PAI SD/ MI kelas 1. Dimana di dalamnya menekankan nilai-nilai akidah dan akhlak pada peserta didik.


B.     Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang di atas, maka makalah ini ingin mengetahui:
1.      Bagaimana kajian teoritis Pembelajaran PAI berwawasn Non-Tehnologik?
2.      Bagaimana analisis pembelajaran PAI berwawasn Non-tehnologik dengan Tehnik Internalisasi Pada Pembelajaran PAI SD / MI di kelas 1?
3.      Apa saja hasil identifikasi kekurangan dan kelebihan tehnik pembelajaran internalisasi pada pembelajaran PAI SD / MI di kelas 1?

C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui kajian teoritis Pembelajaran PAI berwawasan Non-Tehnologik
2.      Mengetahui analisis pembelajaran PAI berwawasan Non-Tehnologik dengan Tehnik Internalisasi Pada Pembelajaran PAI SD / MI di kelas 1
4.      Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan Tehnik Pembelajaran Internalisasi Pada Pembelajaran PAI SD / MI di  Kelas 1

D.    Manfaat
Manfaat penyusunan makalah:
1.      Menambah wawasan, pengetahuan dan informasi pengenai pembelajaran PAI.
2.      Sebagai referensi agar dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan sehingga bermanfaat bagi orang lain, khususnya mahasiswa STAI Diponegoro Tulungagung.

BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Pengertian Pembelajaran PAI Berwawasan Non-Tehnologik
Pembelajaran PAI biasa dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran tehnologik bilamana menyangkut aspek kognitif atau psikomotor. Tetapi kalau yang menyangkut aspek penumbuhan dan pengembangan nilai-nilai akidah dan akhlak agar mempribadi ke dalam peserta didik, maka pendekatan tehnologik dirasa tidak cukup. Karena itu diperlukan pendekatan lain yang bersifat non tehnologik. [1]
Pesan-pesan pembelajaran PAI tidak hanya menyangkut pada penguasaan materi dan keterampilan menjalankan agama saja tetapi juga menyangkut aspek-aspek pembentukan perilaku dan berakhlak mulia. Masalah kesadaran keimanan banyak mengandung masalah yang abstrak, yang tidak hanya dilihatdari perilaku riil atau konkritnya. Dalam hal ini pembentukan keimanan, kesadaran pengalaman ajaran agama Islam dan berakhlak Islam, sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan agama Islam, memerlukan proses yang cukup lama, yang sulit dipantau hasil belajarnya jika hanya mengandalkan pada kegiatan belajar mengajar di sekolah saja. Inilah yang dimaksud dengan pembelajaran non tehnologik. [2]
Berikut beberapa ranah afektif yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran non tehnologik:
1.    Nilai religious,
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama Islam
2.    Meneladani sifat-sifat nabi,
Meneladani perilaku-perilaku yang terpuji dari beberapa kisah nabi
3.    Jujur,
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan dan perbuatan.
4.    Toleransi,
Sikap dan tindakan yang menghargai beberapa perbedaan yang terdapat pada orang lain.
5.    Peduli social,
Sikap dan tindakan selalu ingin membantu orang lain dan masyarakat yang membutuhkan
6.    Tanggung jawab
Sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajiban, sebagai makhluk ciptaan Allah.[3]

B.     Macam Strategi dalam Pembelajaran PAI Non-Tehnologik
Agar tujuan  dari pembelajaran non tehnologik bias tercapai maka perlu ditentukan, dipilih, dirancang organisasi isi/materi pembelajaran yang berorientasi pada akidah akhlak tersebut dengan strategi penyampaian dan pengelolaan. 
Ada beberapa macam srategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran nilai (akidah-akhlak)[4]:
1.    Strategi tradisional
Dengan jalan memberikan nasehat atau indoktrinasi, memberitahukan secara langsung nilai-nilai mana yang baik dan yang kurang baik.
2.    Strategi bebas
Guru/ pendidik tidak memberitahukan kepada peserta didik mengenai nilai-nilai yang baik, tetapi peserta didik justru diberi kebebasan sepenuhnya untuk memilih dan menentukan nilai mana yang akan diambilnya.
3.    Strategi reflektif
Mondar-mandir antara menggunakan pendekatan teoritik ke pendekatan empiric. Atau dari ke pendekatan deduktif dan induktif.
4.    Strategi transinternal
Cara membelajarkan nilai dengan jalan melakukan transformasi nilai, dilanjutkan dengantransaksi transinternalisasi. Guru dan peserta didik sama-sama terlibat dalam proses komunikasi aktif, yang tidak hanya melibatkan komunikasi verbal dan fisik, tetapi melibatkan komunikasi batin(kepribadian) antara keduanya.

C.    Pendekatan
Dari berbagai strategi tersebut perlu dijabarkan ke dalam beberapa pendekatan dalam pembelajaran nilai.
1.      Pendekatan pengalaman
Yaitu pendekatan yang dilakukan guru dengan memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik dalam rangka pemahaman nilai, contoh anak diajak langsung dalam kegiatan bakti social.
2.      Pendekatan pembiasaan
Yaitu pendekatan yang dilakukan guru dengan cara membiasakan kegiatan rutinitas yang tidak boleh ditinggalkan, contohnya jika bertemu teman mengucap salam, membaca doa setiap melaksanakan sesuatu, dll.
3.      Pendekatan emosional
Yaitu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini ajaran Islam serta dapat merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta
4.      Pendekatan rasional
5.      Pendekatan fungsional
6.      Pendekatan keteladanan

D.    Metode
1.    Metode dogmatic
Metode untuk mengajarkan nilai kepada peserta didik dengan cara menyajikan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran itu apanya tanpa mempersoalkan hakekat kebenaran itu sendiri.
2.    Metode deduktif
Menyajikan nilai kebenaran dengan cara menguraikan nilai-nilai kebenaran kepada sisiwa.
3.    Metode induktif
Dalam memberikan pelajaran nilai dimulai dengan memberikan contoh-contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari kemudian menarik hakikat dari kebenaran itu.
4.    Metode reflektif
Gabungan penggunaan dari metode deduktif dan induktif yakni pembelajran dengan mondar-mandir, antara memberikan konsep secara umum kemudian melihat kasus atau contoh dalam sehari-hari dan menarik kesimpulan.

E.     Tehnik
1.      Tehnik Indoktrinasi,
Yaitu penanaman doktrin kepada peserta didik. Penanaman doktrin sifatnya hanya satu nilai kebenaran dan siswa harus menerima kebenaran tersebut tanpa harus mempertanyakan hakekat kebenaran itu.
2.      Tehnik moral reasoning
Siswa dihadapkan problematic yang bersifat sederhana sampai yang kompleks, kemudian siswa mendiskusikan dalam kelompok kecil dan mengadakan klarifikasi nilai dan memilih nilai yang sesuai dan mengamalkannya.
3.      Tehnik meramalkan konsekuensi
Mengandalkan kemampuan berfikir ke depan, untuk membuat proyeksi tentang hal-hal yang akan terjadi dari penerapan suatu nilai tertentu.
4.      Tehnik klarifikasi
Guru memperkenalkan dan memberi contoh nilai-nilai yang baik, siswa mengenali kelebihan dan kekurangan contoh tersebut, selanjutnya adalah mengorganisasikan tata nilai tersebut dalam diri siswa.
5.      Tehnik internalisasi
Guru menginformasikan nilai-nilai yang baik dan yang buruk hanya sebagai informasi verbal, kemudian guru melakukan interaksi timbal balik kepada siswa, guru member contoh sikap keteladanan dan siswa melaksanakan seperti apa yang dicontohkan guru.


BAB III
ANALISIS PEMBELAJARAN
TEHNIK INTERNALISASI PADA KELAS 1

A.    Tahapan  Dalam Tehnik Internalisasi
Tehnik ini sasarannya kepada tahap pemilikan nilai yang menyatu dalam kepribadian siswa, atau sampai pada taraf karakterisasi atau watak. Tahapannya:
1.      Tahap transformasi nilai
Guru sekedar menginformasikan nilai-nilai yang baik dan yang kurang baik kepada siswa, yang semata-mata merupakan komunikasi verbal. Contohnya, pada bab “hormat dan santun kepada guru”. Tugas seorang siswa harus hormat dan perilaku sopan terhadap guru.
2.      Tahap transaksi nilai
Melakukan komunikasi 2 arah atau interaksi yang bersifat timbal balik. Contohnya; indikatornya berperilaku sopan terhadap guru, dalam hal ini siswa dapat menyebutkan dan mengamalkan sifat-sifat terpuji dengan membiasakan diri berperilaku sopan.
3.      Tahap transinternalisasi
Guru bukan lagi hanya sebagai model secara fisiknya saja melainkan kepribadian guru yang menjadi panutan dan tuntunan peserta didik. Demikian peserta didik diharapkan bisa menirukan contoh dari guru.
Proses transinternalisasi dimulai dari yang sederhana sampai yang kompleks, antara lain:
a.       Menyimak, menerima adanya stimulus yang berupa nilai-nilai baru yang dikembangkan dalam sikap afektifnya.
b.      Menanggapi, kesediaan siswa untuk merespon adanya nilai-nilai yang ia terima dan sampai ke tahap memiliki kepuasan untuk merespon nilai tersebut.
c.       Memberi nilai, siswa mampu memberikan makna baru terhadap nilai-nilai yang muncul dengan criteria nilai-nilai yang ia yakini kebenarannya.
4.      Mengorganisasi nilai
Yaitu aktifitas siswa untuk mengatur berlakunya system nilai yang ia yakini sebagai kebenaran dalam tingkah laku kepribadiannya sendiri, sehingga ia mempunyai satu system nilai yang berbeda dengan orang lain. Contohnya guru memberikan sikap pembiasaan apabila kita hendak melakukan sesuatu harus didahului dengan doa. Misal doa ketika keluar rumah, awalnya mulai dari pembiasaan yang setengah dipaksakan namun kelama-lamaan akan menjadi satu kebiasaan.
5.      Kharakteristik nilai
Yakni dengan membiasakan nilai-nilai yang benar yang diyakini, dan yang telah diorganisir dalam laku pribadinya, sehingga nilai tersebut sudah menjadi watak yang tidak dapat dipisahkan lagi dari kehidupannya. Contoh pembisaan-pembiasaan untuk mengucapkan kalimat thoyibah, dan menjauhi perkataan-perkataan yang buruk.

B.    Penggunaan Tehnik Internalisasi Dalam Pembelajaran PAI Kelas 1
Pembelajaran PAI pada tingkat Sekolah Dasar khususnya kelas 1, adalah pembelajaran yang sangat penting, karena ini merupakan awal dari anak menerima stimulus setelah pengetahuan yang ia terima dari lingkungan keluarga. Hai ini sangat penting sebagai pembentuk karakter atau kepribadian seorang siswa, terutama untuk membentuk kepribadian Islam.
Wujud pribadi muslim itu adalah; manusia yang mengabdikan dirinya kepada Allah, tunduk dan patuhserta ikhlas dalam amal perbuatannya, karena iman kepada Allah. Pola seseorang yang beriman kepada Tuhan, selain berbuat kebajikan yang diperintahkan-Nya serta ikhlas dalam aktivitasnya, adalah dalam bentuk keselarasan dan keterpaduan antara factor-faktor “iman”, “islam’, dan ‘ihsan”.[5]
Penggunaan tehnik internalisasi adalah salah satu tehnik yang digunakan dalam pembelajaran PAI non tehnologik. Dan  telah dijelaskan di atas apa saja tahap-tahapannya dalam kegiatan pembelajaran.
Tahap-tahap internalisasi dalam pembelajaran PAI kelas 1,:
a.       Aspek akidah
1)      Rukun Iman,
Pertama guru menjelaskan tentang Rukun Iman, kemudian guru memberikan pemahaman Rukun Iman. Mulai dari cerita kisah sehari-hari, kisah-kisah Rosul, tentu diselingi dengan hal-hal yang menarik sebagai motivasi siswa. Seperti menyanyi, pola pembelajaran bermain, bermain tokoh dengan intonasi yang meyakinkan, dll. Dari sini guru bisa memberi contoh teladan  yang diambil dari sifat-sifat Allah dan keteladanan kisah Rosul.
2)      Rukun Islam
Melafalkan, menghafalkan, mengartikan dan mengamalkan  dua kalimat syahadat. Guru memberi contoh, siswa menirukan kemudian guru member contoh teladan dan siswa diharapkan untuk mengamalkannya. Yaitu dengan senantiasa mengucapkan dua kalimat syahadat sehabis wudhu dan dalam sholat.
b.      Aspek akhlak
1)      Mengenal Allah,
a.       Guru menerangkan bahwa Allah Maha Esa
b.      Guru menerangkan bahwa Allah Maha Pencipa dan Maha Pengatur Alam semesta.
c.       Guru mengaitkan materi dengan kehidupan sekitar, siswa memberikan umpan balik
d.      Guru member contoh teladan dengan cara menyayangi makhluk-makhluk ciptaan Allah.
2)      Berperilaku terpuji
a.       Guru menerangkan bahwa Allah menyayangi hambanya yang berperilaku terpuji.
b.      Guru memberi contoh macam-macam perilaku terpuji. Mulai dari sikap rajin, tolong-menolong, hormat kepada kedua orang tua, menampilkan adab makan minum yang baik.
c.       Guru menampilkan contoh teladan dalam kepribadian, siswa mempraktekkan nilai-nilai kebaikan
C.    Mengidentifikasi Kekurangan Dan Kelebihan Teknik Internalisasi
1.      Kekurangan Tehnik Internalisasi
a.       Apabila seorang guru salah dalam memberikan pemahaman siswa cenderung tidak mau melaksanakan apa yang diperintahkan guru.
b.      Apabila guru tidak mahir dalam membangkitkan motivasi belajar, maka siswa hanya menganggap guru sebagai pendongeng. Dan nilai (akidah-akhlak) yang seharusnya dapat diterima dan diamalkan siswa tidak dapat diserap.
c.       Tehnik ini tidak bisa maksimal apabila tidak diiringi dengan pendekatan lain, misalnya pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, dll.


2.      Kelebihan Tehnik Internalisasi
a.       Siswa dapat menerima apa yang disampaikan guru dengan mudah karena model utamanya guru sebagai contoh teladan.
b.      Siswa dapat menanyakan langsung apa yang mereka alami dari pengalaman-pengalaman dari interaksi timbal-balik guru dan siswa.
c.       Guru mudah menyampaikan isi pesan pembelajaran karena langsung dapat diambil dari pengalaman kehidupan sehari-hari.
d.      Isi pesan pembelajaran mudah disampaikan tanpa garus melalui kegiatan belajar mengajar di kelas.



BAB IV
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
 (RPP)

Satuan Pendidikan      : Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran            : PAI
Kelas/ Semester           : 1/ 2
Alokasi Waktu            : 3 x 35 menit

Standar Kompetensi   :
-          Mengenal dua kalimat syahadat
Kompetensi Dasar       :
-          Melafalkan syahadat tauhid dan syahadat rasul
-          Menghafalkan dua kalimat syahadat
-          Mengartikan dua kalimat syahadat
Indikator Pencapaian  :
-          Melafalkan syahadat tauhid dan syahadat rasul
-          Menghafalkan dua kalimat syahadat
-          Mengartikan dua kalimat syahadat
-          Mengamalkan dua kalimat syahadat
Tujuan Pembelajaran   :
-          Siswa mampu melafalkan syahadat tauhid dan syahadat rasul
-          Siswa mampu menghafalkan dua kalimat syahadat
-          Siswa mampu mengartikan dua kalimat syahadat
-          Siswa mampu mengamalkan dua kalimat syahadat
Materi Ajar      :
RUKUN ISLAM
-          Isi dari Rukun Islam
-          Dua Kalimat Syahadat
Metode Pembelajaran :
-          Pendekatan Pembiasaan
-          Tehnik internalisasi
-          Metode ceramah, tanya-jawab, dan penugasaan
Kegiatan Pembelajaran           :
Pertemuan 1
Pendahuluan
-          Guru mengucapkan salam
-          Salah satu siswa meimpin do’a bersama
-          Guru mempresensi kehadiran siswa
-          Guru membimbing untuk membaca AL Fatihah bersama-sama (pendekatan pembiasaan)
-          Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
-          Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang rukun islam
-          Guru membangkitkan motivasi belajar siswa dengan mengajak bernyanyi bersama. Lagu “rukum islam yang lima”
Inti
-          Guru menjelaskan garis besar materi yang akan dipelajari siswa. ( tahap transformasi nilai)
-          Guru menjelaskan pokok-pokok ajaran Islam (rukun islam)
-          Guru menjelaskan kewajiban umat Islam.
-          Guru melakukan Tanya jawab, “siapa yang sudah melaksanakan sholat?”(tahap transaksi nilai/ timbal balik) ,”bagaimana rasanya apabila kita sudah melaksanakan sholat?” hati menjadi tenang. ( tahap transintralisasi nilai/ menanggapi mengambil hikmah)
-          Guru menyimpulkan bahwa umat islam berkewajiban untuk melaksanakan sholat. Karena dengan sholat kita akan dekat dengan Allah. (tahap mengorganisasi nilai)
Penutup
-          Guru dan siswa membuat kesimpulan materi pembelajaran
-          Guru memberi penguatan dan pemahaman tentang materi pembelajaran
-          Guru memberi tugas individu untuk dikerjakan dirumah
-          Guru menutup kegiatan pembelajaran
-          Membaca hamdalah bersama-sama

Pertemuan 2
Pendahuluan
-          Guru mengucapkan salam
-          Salah satu siswa memimpin do’a bersama
-          Guru mempresensi kehadiran siswa
-          Guru membimbing untuk membaca AL Fatihah bersama-sama (pendekatan pembiasaan)
-          Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
-          Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali materi yang sudah diajarakan pada pertemuan 1
Inti
-          Guru memberikan contoh melafalkan dua kalimat syahadat
-          Guru menjelaskan arti dari dua kalimat syahadat
-          Guru meminta siswa satu persatu untuk maju kedepan dan melafalkan dua kalimat syahadat.
-          Guru mengadakan Tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anak mengenai materi pembelajaran yang telah dipelajari dengan cara bermain. (kuis) agar pembelajran tidak membosankan.
Penutup
-          Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
-          Guru menutup kegiatan pembelajaran
-          Guru member tugas untuk dikerjakan di rumah
-          Berdoa bersama-sama
-          Guru mengingatkan untuk selalu mengucapkan dua kalimat syahadat ketika sesudah wudhu dan dalam sholat

Pertemuan 3
Pendahuluan
-          Guru mengucapkan salam
-          Salah satu siswa memimpin do’a bersama
-          Guru mempresensi kehadiran siswa
-          Guru membimbing untuk membaca AL Fatihah bersama-sama (pendekatan pembiasaan)
-          Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
-          Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali materi yang sudah diajarakan pada pertemuan 1


Inti
-          Guru meminta siswa menyiapkan LKS
-          Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal. Tindak lanjut dari pembelajaran.
-          Siswa mengerjakan soal.

Penutup
-          Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari
-          Guru menutup kegiatan pembelajaran
-          Guru member tugas untuk dikerjakan di rumah
-          Berdoa bersama-sama
-          Guru mengingatkan untuk selalu mengucapkan dua kalimat syahadat ketika sesudah wudhu dan dalam sholat

Sumber Belajar :
-          Buku paket PAI kelas 1
-          LKS PAI kelas 1
Penilaian :
a.       Penilaian Proses          : penilaian selama proses pembelajaran
b.      Penguasaan Konsep    : Tes Tulis


Mengetahui,                                                    Tulungagung,                          2013
Kepala Sekolah                                               Guru Kelas











 
 NIP.                                                               NIP.






BAB V
KESIMPULAN

1.      Pembelajaran PAI berwawasan non tehnologik yaitu  pembelajaran PAI tidak hanya menyangkut pada penguasaan materi dan keterampilan menjalankan agama saja tetapi juga menyangkut aspek-aspek pembentukan perilaku dan berakhlak mulia.
2.      Strategi dalam Pembelajaran PAI Non-Tehnologik
a.       Strategi tradisional
b.      Strategi bebas
c.       Strategi reflektif
d.      Strategi transinternal
3.      Pendekatan
a.       Pendekatan pengalaman
b.      Pendekatan pembiasaan
c.       Pendekatan emosional
d.      Pendekatan rasional
e.       Pendekatan fungsional
f.       Pendekatan keteladanan
4.      Metode
a.       Metode dogmatic
b.      Metode deduktif
c.       Metode induktif
d.      Metode reflektif
5.      Tehnik
a.       Tehnik Indoktrinasi,
b.      Tehnik moral reasoning
c.       Tehnik meramalkan konsekuensi
d.      Tehnik klarifikasi
e.       Tehnik internalisasi
6.      Tahapan  Dalam Tehnik Internalisasi
a.       Tahap transformasi nilai
b.      Tahap transaksi nilai
c.       Tahap transinternalisasi
1)      Menyimak,
2)      Menanggapi,
3)      Memberi nilai
d.      Mengorganisasi nilai
e.       Kharakteristik nilai
7.      Mengidentifikasi Kekurangan Dan Kelebihan Teknik Internalisasi
a.       Kekurangan Tehnik Internalisasi
1)      Apabila seorang guru salah dalam memberikan pemahaman siswa cenderung tidak mau melaksanakan apa yang diperintahkan guru.
2)      Apabila guru tidak mahir dalam membangkitkan motivasi belajar, maka siswa hanya menganggap guru sebagai pendongeng. Dan nilai (akidah-akhlak) yang seharusnya dapat diterima dan diamalkan siswa tidak dapat diserap.
b.      Kelebihan Tehnik Internalisasi
1)      Siswa dapat menerima apa yang disampaikan guru dengan mudah karena model utamanya guru sebagai contoh teladan.
2)      Siswa dapat menanyakan langsung apa yang mereka alami dari pengalaman-pengalaman dari interaksi timbal-balik guru dan siswa.
3)      Guru mudah menyampaikan isi pesan pembelajaran karena langsung dapat diambil dari pengalaman kehidupan sehari-hari.
4)      Isi pesan pembelajaran mudah disampaikan tanpa garus melalui kegiatan belajar mengajar di kelas.




DAFTAR PUSTAKA

Fathoni, Acmad. 2012 “ Pelaksanaan Pembelajaran PAI” dalam “Strategi dan Metode Pembelajaran”. Tulungagung. STAI Diponegoro

Ardiansyah, M. Asrori. 2012 “Model Pengembangan Kurikulum PAI” dalam “Majalah Pendidikan” (malang: http://www.kabar-pendidikan.blogspot.com)

Panitia Sertifikasi Guru Rayon 143, “Lembar Kerja PTK dan Pengembangan Perangkat Pembelajaran”. . 2012. Kediri. Universitas Nusantara Kediri

Said, Muhammad As. “Filsafat Pendidikan Islam”. 2009. Yogyakarta: Mitra Pustaka

------------------.”Aqidah”. 2012. Jakarta. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Terpadu

An Nuur. “Lembar Kerja Siswa PAI”. 2012. Tulungagung. Tim GPAI Kabupaten Tulungagung



[1] Acmad Fathoni, “ pelaksanaan pembelajaran PAI” dalam “Strategi dan Metode Pembelajaran”. h.24
[2] M. Asrori Ardiansyah, “Model Pengembangan Kurikulum PAI” dalam “Majalah Pendidikan” (malang: http://www.kabar-pendidikan.blogspot.com)
[3] Panitia Sertifikasi Guru Rayon 143 Universitas Nusantara Kediri, “Lembar Kerja PTK dan Pengembangan Perangkat Pembelajaran”. Kediri. 2012. h.214-215
[4] Noeng Muhadjir, “strategi Pembelajaran Nilai.”1988, dalam Acmad Fathoni, “Strategi dan Metode Pembelajaran”.
[5] Muhammad As Said, “filsafat Pendidikan Islam”.(Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2009), h.31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar