ANALISIS
PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA SD/MI KELAS 3
Disusun sebagai tugas untuk
memenuhi mata kuliah Pembelajaran Matematika
Prodi PGMI Semester IV
Dosen: Nur Cholis, M.Pd
Disusun oleh:
DENOK MUKTIARI
NIM: 201180260014
PROGRAM
STUDI S1 - PGMI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM DIPONEGORO
TULUNGAGUNG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Mata pelajaran Matematika berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan bilangan-bilangan dan
simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Matematika
di sekolah dasar mengutamakan agar siswa mengenal, memahami, serta mahir
menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan praktek dalam kehidupan
sehari-hari.
Pecahan adalah suatu bilangan cacah yang digunakan untuk
menyatakan banyaknya anggota suatu himpunan, kini diperkenalkan lagi hal baru
yaitu bilangan yang digunakan untuk menyatakan bagian-bagian benda, jika benda
itu dibagi-bagi menjadi beberapa bagian yang sama (Sugiarto, 2006: 36).
Berdasarkan definisi pecahan di atas, dapat disimpulkan bahwa
sesuatu yang berhubungan dengan pembagian tidak akan terlepas dengan suatu
bilangan pecah atau juga sering kita sebut dengan nilai pecahan. Melihat
pentingnya pemahaman tentang pecahan, pembelajaran dengan pokok bahasan pecahan
tersebut sudah dijumpai mulai dari pendidikan di Sekolah Dasar. Banyak metode
dan cara yang digunakan untuk mengajarkannya, di antaranya adalah dengan
menggunakan media peraga yang berupa media visual atau alat peraga.
Melalui penggunaan media tersebut diharapkan siswa akan lebih
mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Menurut Piaget perkembangan
mental anak Sekolah Dasar (SD) berada pada tingkat operasi konkret. Pada tahap
ini pekerjaan-pekerjaan logis dapat dilakukan dengan bantuan benda-benda
konkret (Anonim, 1997: 21). Sedangkan menurut Brunner, anak usia SD, untuk
mendapatkan daya tangkap dan daya serapnya yang meliputi ingatan, pemahaman dan
penerapan masih memerlukan mata dan tangan. Mata berfungsi untuk mengamati,
sedangkan tangan berfungsi untuk meraba. Dengan demikian dalam pendidikan
matematika dituntut adanya benda konkret yang merupakan ide-ide matematika dan
juga benda konkret yang dapat digunakan untuk penerapan matematika.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa
saja permasalahan peserta didik dalam
memahami pembelajaran pecahan?
2. Bagaimana
penggunaan alat peraga kartu pecahan pada siswa kelas 3?
3. Apa
saja kekurangan dan kelebihan media kartu?
C.
Tujuan masalah
1. Mengetahui
apa saja permasalahan peserta didik
dalam memahami pembelajaran pecahan
2. Mengetahui penggunaan alat peraga kartu pecahan pada
siswa kelas 3
3. Mengetahui
kekurangan dan kelebihan media kartu
D.
Manfaat
Manfaat
penyusunan makalah:
1.
Menambah wawasan, pengetahuan dan informasi pengenai pembelajaran
Matematika
2. Sebagai referensi agar
dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan sehingga bermanfaat bagi orang lain,
khususnya mahasiswa STAI Diponegoro Tulungagung.
BAB II
HAND OUT
A. Operasi
Penjumlahan Pecahan
Seperti pada bilangan-bilangan yang telah
kita pelajari terdahulu, dalam bilangan pecahan juga berlaku operasi hitung
penjumlahan. Hanya saja aturan-aturannya sedikit berbeda. Bagaimana aturan
penjumlahan pecahan? Mari kita perhatikan contoh dibawah ini.
Contoh
:
Tentukan
hasil penjumlahan pecahan berikut ini!
1.
2.
Jawab:
1.
2.
Dari contoh di atas, dapat kita tuliskan
aturan penjumlahan pecahan yang
berpenyebut sama
Bagaimana dengan penjumlahan pecahan yang
penyebutnya berbeda? Tentu saja dilakukan dengan mengubah ke bentuk pecahan
lain yang senilai sehingga penyebutnya menjadi sama. Tentukan hasil penjumlahan
pecahan berikut ini.
Contoh:
Tentukan hasil
penjumlahan pecahan berikut ini.
1.
2.
Jawab:
Bentuk
yang senilai dengan adalah
Bentuk
yang senilai dengan
adalah
Pecahan senilai dengan dan
pecahan senilai dengan
- = - = =
Jadi, - =
Operasi hitung pengurangan dalam pecahan
mempunyai aturan serupa dengan penjumlahan dalam pecahan. Mari kita perhatikan
contoh berikut ini.
Contoh:
Tentukan
hasil pengurangan pecahan berikut ini.
1. -
2. -
Jawab:
1. - = =
2. - = = =
Dari
contoh di atas, dapat kita tuliskan aturan pengurangan
pecahan
yang berpenyebut sama sebagai berikut.
Contoh:
Tentukan
hasil pengurangan
- = …
Jawab:
Bentuk
senilai adalah
, , , , …
Bentuk
senilai adalah , …
Pecahan
senilai dengan dan
pecahan senilai dengan
- = - = =
Jadi,
- =
Nah
kawan, mari kita tuliskan aturan penjumlahan pecahan
yang
berbeda penyebutnya.
BAB III
ANALISIS PEMBELAJARAN PECAHAN DENGAN KARTU PECAHAN PADA KELAS IV
A. Permasalahan Peserta Didik Dalam Memahami Pembelajaran
Pecahan
Berdasarkan observasi yang telah
dilakukan diketahui penyebab kesulitan belajar siswa pada materi pecahan
khususnya dalam mengoperasikan pecahan, diantaranyaadalah:
1. Guru
hanya menjelaskan materi pecahan tanpa menggunakan alat peraga, sehingga siswa
sulit dalam memahami materi.
2. Keadaan kelas yang kurang kondusif dan penataan ruangan yang
tidak menunjang dalam kegiatan pembelajaran ( bina sarana yang kurang mendukung
)
3. Cara mengajar guru yang tidak memfasilitasi berbagai gaya
belajar siswa dan sikap guru yang hanya ingin mengejar materi tetapi tidak
mementingkan kepahaman siswa tersebut.
4. Teori pengajaran dari guru kurang bisa dimengerti siswa, jadi
siswa merasa bingung dan tidak bisa menguasai materi dengan sepenuhnya.
5. Pandangan siswa terhadap mata pelajaran Matematika yang
menganggap mata pelajaran itu sulit sehingga siswa merasa segan dan terbebani
untuk mempelajarinya.
6. Adanya faktor dari lingkungan seperti masalah keluarga, dan
masalah dengan teman
7. Kurangnya konsentrasi ketika belajar matematika, yang mengakibatkan
siswa kurang perhatian terhadap materi yang sedang diajarkan.
8. Kurangnya pengulangan dalam materi yang diajarkan, akibatnya
siswa tidak lama mengingat pelajaran yang telah diajarkan.
9. Ketidak pahaman dengan penggunaan rumus yang diajarkan.
10. Jika dia merasa bisa dalam mengerjakan maka rasa untuk belajar
tumbuh dengan dirinya, dan begitu juga sebaliknya.
11. Kurangnya motivasi dari guru dan orang sekitarnya.
12. Tidak adanya rasa semangat ketika materi yang diajarkan sulit.
B.
Analisis Penggunaan
Alat Peraga Kartu Pecahan Pada Siswa Kelas 3
1.
Beberapa alasan
penggunaan alat peraga
Karakteristik matematika yang mempunyai obyek kajian abstrak,
merupakan salah satu penyebab kesulitan guru mengajar matematika karena harus
mengurangi keabstrakannya sehingga siswa lebih mudah menerima pelajaran. Dengan
kata lain sesuai dengan perkembangan nalar siswanya, guru harus mengusahakan
agar fakta, konsep, operasi, ataupun prinsip dalam matematika itu terlihat
konkret. Di jenjang Sekolah Dasar, sifat konkret obyek matematika diusahakan
lebih banyak atau lebih besar daripada jenjang yang lebih tinggi.
Kehadiran media dalam proses belajar mengajar mempunyai arti
yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan
bantuan media. Media dapat mewakili hal-hal yang kurang mampu guru ucapkan
melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat
dikonkretkan dengan kehadiran media sehingga siswa lebih mudah mencerna bahan
daripada tanpa bantuan media.
Pemilihan alat peraga guna meningkatkan konsep tentang
pecahan dengan pertimbangan pemikiran sebagai berikut.
a. Dengan menggunakan peraga riil meminimalkan verbalisme
pada siswa.
b. Dengan menggunakan peraga riil membantu penguatan konsep
supaya melekat, mengendap, dan tahan lama sebagai dasar pola pikir selanjutnya.
c. Dengan
menggunakan peraga riil meningkatkan minat siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran
d. Penyajian
pembelajaran matematika dengan alat peraga dapat mengubah siswa yang semula
sebagai obyek kegiatan mengajar menjadi subyek dan berperan aktif dalam proses
pembelajaran
2. Penggunaan
alat peraga kartu pecahan
a. Membaca
pecahan
Menyatakan Beberapa Bagian dari Keseluruhan ke Bentuk Pecahan
Daerah yang berwarna biru adalah dua bagian dari keseluruhan (6 bagian).
Artinya dari keseluruhan
Daerah yang berwarna merah adalah tiga (3) bagian dari keseluruhan (5
Bagian) atau dari keseluruhan. Hal ini menunjukkan
pecahan
b. Menuliskan Nilai Pecahan secara Visual atau melalui
Gambar
Nilai
pecahan dapat digambarkan dengan
Nilai
pecahan dapat digambarkan dengan
c.
Penjumlahan Pecahan Penjumlahan pecahan yang
berpenyebut sama
+ =
Cara
mengerjakan
􀂃 Pembilang ditambah pembilang
􀂃 Penyebut tetap
+ = =
d. Penjumlahan pecahan yang berpenyebut tidak sama
+ = ?
Cara
mengerjakan :
􀂃 Penyebut disamakan dahulu dengan
cara mencari KPK
􀂃 KPK dari bilangan 3 dan 6 adalah 6
+ = + = + =
1/3
|
+
1/6
|
=
2/6
|
+
3/6
|
=
5/6
|
e. Pengurangan Pecahan yang berpenyebut sama
- =
=
5/5
|
Dikurangi
2/5
|
=
f. Pengurangan
pecahan yang berpenyebut tidak sama
- =
Cara
mengerjakan :
Penyebut
disamakan lebih dahulu dengan cara mencari KPK
KPK
dari bilangan 9 dan 6 adalah 18
- = – = =
C. Kekurangan
dan kelebihan alat peraga kartu
a) Kekurangan
·
Guru harus mempersiapkan dulu konsep apa
yang akan diajarkan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
·
Apabila guru tidak mahir menggunakan
siswa akan lebih kesulitan memahami
b) Kelebihan
·
Cara pembuatannya mudah
·
Mudah digunakan sebagai alat bantu
mengajar
·
Siswa lebih tertarik dengan media yang
menonjolkan warna
D. Narasumber
Narasumber
Nama : Lilik Yuliati,
Spd
Tempat, tanggal lahir : Tulungagung, 24 Juni 1961
Alamat : Ds. Ketanon Kec.
Kedungwaru
Kuliah : STKIP
Tulungagung
Tempat Mengajar : SD Negeri II Tanggulkundung-
Besuki
Guru : Kelas 3
Lama Mengajar : 29 tahun
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis dan pembahasan yang disajikan di Bab IV, maka dapat ditarik
simpulan sebagai berikut. Melalui pemanfaatan alat peraga dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa kelas III SD
Negeri Tanggul Kundung 02 Kecamatan Besuki Kabupaten Tungagung tahun pelajaran 2013/20014
pada pokok bahasan penjumlahan dan
pengurangan pecahan.
B. Saran
Berdasarkan
simpulan di atas, maka disarankan hal-hal sebagai berikut.
1. Bagi guru, gunakan alat peraga pada pokok bahasan
penjumlahan dan pengurangan pecahan.
2. Bagi para siswa, hendaknya terlihat secara aktif
dalam kegiatan belajar mengajar, terlebih lagi jika proses pembelajarannya
menggunakan alat peraga. Sebab keterlibatan mereka secara aktif akan mendukung
kelancaran proses pembelajaran dan memudahkan memahami materi yang disampaikan
guru.
3. Untuk mengatasi siswa pasif, guru harus lebih
sering memberi kesempatan agar siswa dapat aktif, misalnya dengan lebih sering
menunjuknya mendemonstrasikan peragaan dalam penyelesaian soal di muka kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar