Selasa, 17 Juni 2014

PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF (EX POST FACTO)



PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF (EX POST FACTO)
Nama ex post facto berasa dari bahasa latin yang artinya “ dari sesudah fakta,“ menujukkan bahwa penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan- perbedaaan dalam variabel- bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami.[1]
            Menurut Kerlinger (1973: 379) penelitian kausal komperatif yang disebut juga penelitian ex post facto adalah pnyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari varibel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat di manipulasi. Sementara itu, menurut Gay (1981: 197) penelitian kausal komparatif atau ex post facto adalah pnelitian dimana peneliti berusaha menentukan penyebab atau alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok individu. Dengan kata lain telah diamati bahwa kelompok berbeda pada beberapa variabel dan peneliti berusaha mengidentifikasi factor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan tersebut. Misal cotohnya yakni sebagai suatu penjelasan yang mungkin tentang bukti perbedaan dalam penyesuaian social di kalangan siswa kelas 1SD, seseorang peneliti dapat membuat hipotesis bahwa partisipasi dalam pendidikan prasekolah mrupakan faktor utama yang memberikan kontribusi. Jika kelompok ikut pendidikan prasekolah memperlihatkan tingkat penyesuaian social tinggi,hipotesis peneliti akan didukung.[2]
PERBANDINGAN ANTARA PENDEKATAN EX POST FACTO DENGAN PENDEKATAN EKSPERIMEN
Dalam kedua jens penelitian ini, perhatian dipusatkan untuk mencari atau menetapkan hubungan yang ada diantara variabel- variabel dalam data peneliti. Peneliti ex post facto, dan juga penelitian eksperimen dapat menguji hipotesis tentang hubungan antara variabel- bebas X dengan variabel terikat Y. Logika dasar pedekatan eksperimen dan pendekatan ex post facto adalah serupa. Tujuan kedua pendekatan ini dalah untuk mebandingkan dua kelompok yang sama pada emua ciri yang relevan kecuali satu, guna mengukur pengaruh ciri tersebut. Dengan demikian, banak jenis informasi yang diberikan oleh eksperimen dapat juga diperoleh melalui analisis ex post facto.
 Marilah kita gambarkan perbedaa antara pendekatan ex post facto dengan pendekata eksperimen ini dengan mendekati masalah penelitian yan sama. Lihatlah masalah pengaruh kecemasan siswa pada waktu mengerjakan ujian terhadap hasil ujian mereka. Dalam hal ini pendekatan ek post facto akan mengukur tingkat kecemasan siswa pad waktu ujian, kemudian membandingkan hasil ujian dari siswa yang sangat cemas dan siswa yang kurang cemas. Akan tetapi kelemahan pendekatan semacam ini adalah kita tidak selalu dapat menyimpulkan bhwa kecemasan siswa itulah yang menyebabkan perbedaan hasil ujian itu.
            Sedangkan dalam pendekatan eksperimen akan memberikan ujian dala dua kondisi yang dalam segala hal sama namun yang satu menimbulkan kecemasan siswa dan yang lain netral. Penetapan subyek untuk ke dua kondisi itu dapat dilakukan secara acak oleh peneliti bila didapatkan hasil banyak terjadi kecemasan maka dapat diambil kesimpulan bahw kecemasan sangat berpengaruh trhadap hasil belajar siswa. Akan tetapi dalam beberaa hal penelitin ex post facto dapat dianggap kebaikan sebagai kebalikan dari penelitin eksperimen. Dalam studi ex post facto mulai dengan dua kelompok yang berbeda kemudian berusaha menetapkan sebab- sebab dari perbedaan ini.[3]
            Akan tetapi menurut Gay (1981) menyatakan dapat dimengerti jika penelitian kausal komparatif dan penelitian eksperimental sulit untuk di bedakan, keduanya berusaha untuk menetapkan hubungan sebab- akibat dan keduanya melibatkan pebandingan kelompok. Nama dalam studi eksperimental , peneliti mencptakan penyebab dengan sengaja membuat perbedaan kelompok. Sementara itu menurut Johnson mengutip Gayis (1999) penelitian kausal komparatif diperluka sebagai suatu jenis penelitian deskriptif karena ia mendeskripsikan kondisi yang telah ada. Penelitian kausal komperatif juga berupaya menentukan alasan atau sebab untuk status yang berlaku umum dari fenomena yang di teliti. Studi kasal komparatif berusaha menetapkan hubungan sebab- akibat.
            Dari beberapa point di atas penelitia kausal komperatif juga memiliki beberapa kelemahan yakni:
a.       Kelemahan utama suatu desain kausal komparatif adalah tidak adanya control terhadap variabel bebas.
b.      Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan yang secara actual yang termasuk da antara banyak faktor di bawah penelitian.
c.       Kesulitan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil, tetapi merupakan kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor yang berkaitan di bawah kondisi tertentu untuk menghasilkan hasil yang di tentukan
d.      Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbgai peyebab,tetapi juga dari uatu penyebab dalam suatu kejadian dari penyebab yang lain dalam kejadian yang lain
e.       Apbila hubungan antr vriabel telah terungkap, penentuan mana penyebab mana akibat mungkin sulit
f.       Terdapat fakta bahwa dua atau ebih faktor yang berhubungan tidak harus mempunyai implikasi hubungan sebab- akibat
g.      Pengklasifikasian subjek ke dalm kelompok dikotomi untuk tujuan perbandingan, penuh dengan masalah, karena katagori seperti ini adalah samar, berubah- ubah dan bersifat sementara
h.      Studi perbandingan dalam situasi yang alamiah tidak memungkinkan pemilihan subjek penelitian yang terkontrol.

Prosedur dalam penelitian kausal komperatif (ex post facto)
Penelitian kausal komperatif (ex post facto), sebagaimana penelitian lainnya dilakukan dalam lima tahap:
1.      Penentuan masalah penelitian
Dalam peumusan masalah penelitian atau pertanyaan penelitian, kita berspekulasi tntang penyebab fenomena berdasarkan penelitian sebelumnya, teori, atau pengamatan.
2.      Peentuan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin di teliti,
misalnya siswa yang sudah dapat menggunakan computer sebelum masuk SD, karena di rumahnya ada computer dapat dilihat dengan melihat kelompok homogen yang paling kecil yang memilki variabel kritis tersebut.
3.      Pemilihan kelompok pembanding
Dengan mempertimbangkan karakteristik atau pengalaman yang membedakan kelompok harus jelas dan didefinisikan secara operasional (masing – masing kelompok mewakili populasi yang berbeda)
4.      Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunaka instrument penelitian yang memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.
5.      Analisis data
Analis data dimulai dengan analisis statistic deskriptif menghitung rata- rata dan simpangan baku. Selanjutnya, dilakukan analisis yang lebih mendalam dengan analisis inferensial.
Pemilihan kelompok pembanding dengan mempertimbangkan karakteristik atau pengalaman yang membedakan kelompok harus jelas dan didefinisikan secara operasional (masing-masing mewakili populasi yang berbeda). Mengontrol variable ekstra untuk membantu menjamin kesamaan kedua kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan:
1.      Pemadanan pasangan yang adil pada anggota dari kedua kelompok
2.      Membandingkan sub-sub kelompok yang sama (misal: tinggi, menengah, rendah). Analisis factor memungkinkan perbandingan statistic dari variable bebas dan variable kontrol secara bersama-sama dalam kombinasi.
3.      Menyamakan kedua kelompok secara statistic dengan co varying variable penelitian
Analisis data dimulai dengan analisis statistic deskriptif menghitung rata-rata dan simpangan baku. Selanjutnya dilakukan analisis yang lebih mendalam dengan statistic inferensial.
1.      Menggunakan t-tes untuk melihat perbedaan rata-rata (mean) pada keua kelompok.
2.      Menggunakan ANAVA untuk melihat rata-rata untuk tiga kelompok atau kelompok atau lebih
3.      Menggunakan square test atau chi kuadrat untuk membandingkan frekuensi kelompok (jika peristiwa muncul lebih sering dalam satu kelompok)
Penelitian kausa komparatif (ex pst facto) mengidentifikasi hubungan yang mungkin mengarah pada studi eksperimental. Hubungan sebab- akibat yang di tetapkan melalui penelitian ex post facto sangat sedikit dan tentatif.[4]
Desain penelitian kausal komparatif (ex post facto)
             Untuk melakukan penelitian ex post facto dapat dilakukan dengan membandingkan dua kelompok atau lebih, misalnya satu kelompok telah memperoleh pengalaman yang diteliti dan kelompok yang lain belum. Atau peneliti dapat mempelajari dua kelompok yang berbeda dengan maksud menemukan sebab perbedaan itu.
Desain dasar dari penelitian ex post facto adalah suatu modifkasi dri modifikasi eksprimental yang di pakai peneliti untuk , membandingkan dua kelompok pada variabel terikat Y.[5]
Pemelihan dan penentuan kelompok pembanding adalah bagian yang sangat penting dalam prosedur kausal komparatif (ex post facto). Karakteristik atau pengalaman yang berbeda dari kedua kelompok harus didefinisilan secara jelas dan opersional, sebagaimana setiap kelompok mewakili suatu populasi yang berbeda. Cara bagaimana kedua kelompok itu didefinisikan akan mempengaruhi generalisasi hasil penelitian.[6] Akan tetapi satu variabel dalam penyelidikan ex post facto tidak dapat dikataka secara pasti tergantung pada variabel yang lain dengan arti yang sam pada studi eksperimen, suda menjadi kelazima dalam studi ex post facto untuk menyebutkan saah satu variabel [7]sebagai variabel bebas dan yang lainnya variabel terikat. Meskipun demikian telah di jelaskan di muka, stu penyelidikan dalam ex post facto tidak dapat dikatakan secara pasti tergantung pada variabel  yang lain dengan arti yang sama seperti dalam studi eksperimen, sudah menjadi kelaziman dalam studi ex post facto untuk menyebut salah satu variabel bebas dan yang lainnya variabel terikat.[8]
Prosedur kontrol
Menurut Gay (1981) kekurangan randomisasi, manipulasi, dan control menjadi karakteristik dalam studi eksperimental dan merupakan kelemahan dari penelitian kausal komparatif ( ex post facto).
Masalah yang telah didiskusikan adalah kemungkinan bahwa kelompok- kelompok berbeda pada beberapa variabel bebas yang telah teridentifikasi merupakan penyebab nyata dari perbedaan antara kelompok yang teramati
Analisis dan Interpretasi Data
            Analisis data dalam penelitian kausal komparatif melibatkan suatu variasi statistic deskriptif dan inferensial. Semua statistic yang dapat digunakan dalam penelitian eksperimental dapat digunakan dalam penelitian kausal kpmparatif. Statstik yang paling umum digunakan adalah rata- rata (mean).
            Interpretsi dari temuan dalam suatu penelitian kausal komparatif memerlukan kehati- hatian yang sangat besar, dalam banyak kasus, kkausalitas terbalik bukanlah alternative yang layak dan tidak perlu diperhatikan , sebagai contoh platihan prasekolah dapat menyebabkan peningkatan prestasi belajar membaca pada siswa kelas 1 SD, tetapi prestasi belajar membaca pada siswa kelas 1 SD tidak dapat memengaruhi pelatihan prasekolah. Dalam kasus lain, kausalitas terbalik lebih dapat dipercayadan harus diselidiki.
           


[1] Furchan arief
[2] emzir
[3] emzir
[4] emzir
[5] Furchan arief
[6] Emzir

[8] Furchan arief

Tidak ada komentar:

Posting Komentar