PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF (EX POST
FACTO)
Nama ex post
facto berasa dari bahasa latin yang artinya “ dari sesudah fakta,“ menujukkan
bahwa penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan- perbedaaan dalam variabel-
bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami.[1]
Menurut Kerlinger (1973: 379)
penelitian kausal komperatif yang disebut juga penelitian ex post facto adalah
pnyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak mengendalikan
variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari varibel tersebut telah
terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat di manipulasi.
Sementara itu, menurut Gay (1981: 197) penelitian kausal komparatif atau ex
post facto adalah pnelitian dimana peneliti berusaha menentukan penyebab atau
alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok
individu. Dengan kata lain telah diamati bahwa kelompok berbeda pada beberapa
variabel dan peneliti berusaha mengidentifikasi factor utama yang menyebabkan
terjadinya perbedaan tersebut. Misal cotohnya yakni sebagai suatu penjelasan yang
mungkin tentang bukti perbedaan dalam penyesuaian social di kalangan siswa
kelas 1SD, seseorang peneliti dapat membuat hipotesis bahwa partisipasi dalam
pendidikan prasekolah mrupakan faktor utama yang memberikan kontribusi. Jika
kelompok ikut pendidikan prasekolah memperlihatkan tingkat penyesuaian social
tinggi,hipotesis peneliti akan didukung.[2]
PERBANDINGAN
ANTARA PENDEKATAN EX POST FACTO DENGAN PENDEKATAN EKSPERIMEN
Dalam kedua jens
penelitian ini, perhatian dipusatkan untuk mencari atau menetapkan hubungan
yang ada diantara variabel- variabel dalam data peneliti. Peneliti ex post
facto, dan juga penelitian eksperimen dapat menguji hipotesis tentang hubungan
antara variabel- bebas X dengan variabel terikat Y. Logika dasar pedekatan
eksperimen dan pendekatan ex post facto adalah serupa. Tujuan kedua pendekatan
ini dalah untuk mebandingkan dua kelompok yang sama pada emua ciri yang relevan
kecuali satu, guna mengukur pengaruh ciri tersebut. Dengan demikian, banak
jenis informasi yang diberikan oleh eksperimen dapat juga diperoleh melalui
analisis ex post facto.
Marilah kita gambarkan perbedaa antara
pendekatan ex post facto dengan pendekata eksperimen ini dengan mendekati masalah
penelitian yan sama. Lihatlah masalah pengaruh kecemasan siswa pada waktu
mengerjakan ujian terhadap hasil ujian mereka. Dalam hal ini pendekatan ek post
facto akan mengukur tingkat kecemasan siswa pad waktu ujian, kemudian
membandingkan hasil ujian dari siswa yang sangat cemas dan siswa yang kurang
cemas. Akan tetapi kelemahan pendekatan semacam ini adalah kita tidak selalu
dapat menyimpulkan bhwa kecemasan siswa itulah yang menyebabkan perbedaan hasil
ujian itu.
Sedangkan dalam pendekatan
eksperimen akan memberikan ujian dala dua kondisi yang dalam segala hal sama
namun yang satu menimbulkan kecemasan siswa dan yang lain netral. Penetapan
subyek untuk ke dua kondisi itu dapat dilakukan secara acak oleh peneliti bila
didapatkan hasil banyak terjadi kecemasan maka dapat diambil kesimpulan bahw
kecemasan sangat berpengaruh trhadap hasil belajar siswa. Akan tetapi dalam
beberaa hal penelitin ex post facto dapat dianggap kebaikan sebagai kebalikan
dari penelitin eksperimen. Dalam studi ex post facto mulai dengan dua kelompok
yang berbeda kemudian berusaha menetapkan sebab- sebab dari perbedaan ini.[3]
Akan
tetapi menurut Gay (1981) menyatakan dapat dimengerti jika penelitian kausal
komparatif dan penelitian eksperimental sulit untuk di bedakan, keduanya berusaha
untuk menetapkan hubungan sebab- akibat dan keduanya melibatkan pebandingan
kelompok. Nama dalam studi eksperimental , peneliti mencptakan penyebab dengan
sengaja membuat perbedaan kelompok. Sementara itu menurut Johnson mengutip
Gayis (1999) penelitian kausal komparatif diperluka sebagai suatu jenis
penelitian deskriptif karena ia mendeskripsikan kondisi yang telah ada.
Penelitian kausal komperatif juga berupaya menentukan alasan atau sebab untuk
status yang berlaku umum dari fenomena yang di teliti. Studi kasal komparatif
berusaha menetapkan hubungan sebab- akibat.
Dari beberapa point di atas
penelitia kausal komperatif juga memiliki beberapa kelemahan yakni:
a. Kelemahan
utama suatu desain kausal komparatif adalah tidak adanya control terhadap variabel
bebas.
b. Kesulitan
dalam menentukan faktor penyebab yang relevan yang secara actual yang termasuk
da antara banyak faktor di bawah penelitian.
c. Kesulitan
bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil, tetapi merupakan
kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor yang berkaitan di bawah kondisi
tertentu untuk menghasilkan hasil yang di tentukan
d. Suatu
fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbgai peyebab,tetapi juga dari uatu
penyebab dalam suatu kejadian dari penyebab yang lain dalam kejadian yang lain
e. Apbila
hubungan antr vriabel telah terungkap, penentuan mana penyebab mana akibat
mungkin sulit
f. Terdapat
fakta bahwa dua atau ebih faktor yang berhubungan tidak harus mempunyai
implikasi hubungan sebab- akibat
g. Pengklasifikasian
subjek ke dalm kelompok dikotomi untuk tujuan perbandingan, penuh dengan
masalah, karena katagori seperti ini adalah samar, berubah- ubah dan bersifat
sementara
h. Studi
perbandingan dalam situasi yang alamiah tidak memungkinkan pemilihan subjek
penelitian yang terkontrol.
Prosedur dalam penelitian kausal
komperatif (ex post facto)
Penelitian
kausal komperatif (ex post facto), sebagaimana penelitian lainnya dilakukan
dalam lima tahap:
1. Penentuan
masalah penelitian
Dalam peumusan masalah penelitian atau
pertanyaan penelitian, kita berspekulasi tntang penyebab fenomena berdasarkan
penelitian sebelumnya, teori, atau pengamatan.
2. Peentuan
kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin di teliti,
misalnya siswa yang sudah dapat
menggunakan computer sebelum masuk SD, karena di rumahnya ada computer dapat
dilihat dengan melihat kelompok homogen yang paling kecil yang memilki variabel
kritis tersebut.
3. Pemilihan
kelompok pembanding
Dengan mempertimbangkan
karakteristik atau pengalaman yang membedakan kelompok harus jelas dan didefinisikan
secara operasional (masing – masing kelompok mewakili populasi yang berbeda)
4. Pengumpulan
data
Pengumpulan data dapat dilakukan
dengan menggunaka instrument penelitian yang memenuhi persyaratan validitas dan
reliabilitas.
5. Analisis
data
Analis data dimulai dengan analisis
statistic deskriptif menghitung rata- rata dan simpangan baku. Selanjutnya,
dilakukan analisis yang lebih mendalam dengan analisis inferensial.
Pemilihan
kelompok pembanding dengan mempertimbangkan karakteristik atau pengalaman yang
membedakan kelompok harus jelas dan didefinisikan secara operasional
(masing-masing mewakili populasi yang berbeda). Mengontrol variable ekstra
untuk membantu menjamin kesamaan kedua kelompok. Hal ini dapat dilakukan
dengan:
1. Pemadanan
pasangan yang adil pada anggota dari kedua kelompok
2. Membandingkan
sub-sub kelompok yang sama (misal: tinggi, menengah, rendah). Analisis factor
memungkinkan perbandingan statistic dari variable bebas dan variable kontrol
secara bersama-sama dalam kombinasi.
3. Menyamakan
kedua kelompok secara statistic dengan co varying variable penelitian
Analisis
data dimulai dengan analisis statistic deskriptif menghitung rata-rata dan
simpangan baku. Selanjutnya dilakukan analisis yang lebih mendalam dengan
statistic inferensial.
1. Menggunakan
t-tes untuk melihat perbedaan rata-rata (mean) pada keua kelompok.
2. Menggunakan
ANAVA untuk melihat rata-rata untuk tiga kelompok atau kelompok atau lebih
3. Menggunakan
square test atau chi kuadrat untuk membandingkan frekuensi kelompok (jika
peristiwa muncul lebih sering dalam satu kelompok)
Penelitian
kausa komparatif (ex pst facto) mengidentifikasi hubungan yang mungkin mengarah
pada studi eksperimental. Hubungan sebab- akibat yang di tetapkan melalui
penelitian ex post facto sangat sedikit dan tentatif.[4]
Desain
penelitian kausal komparatif (ex post facto)
Untuk melakukan penelitian ex post facto dapat
dilakukan dengan membandingkan dua kelompok atau lebih, misalnya satu kelompok
telah memperoleh pengalaman yang diteliti dan kelompok yang lain belum. Atau
peneliti dapat mempelajari dua kelompok yang berbeda dengan maksud menemukan
sebab perbedaan itu.
Desain dasar
dari penelitian ex post facto adalah suatu modifkasi dri modifikasi
eksprimental yang di pakai peneliti untuk , membandingkan dua kelompok pada
variabel terikat Y.[5]
Pemelihan dan
penentuan kelompok pembanding adalah bagian yang sangat penting dalam prosedur
kausal komparatif (ex post facto). Karakteristik atau pengalaman yang berbeda
dari kedua kelompok harus didefinisilan secara jelas dan opersional,
sebagaimana setiap kelompok mewakili suatu populasi yang berbeda. Cara
bagaimana kedua kelompok itu didefinisikan akan mempengaruhi generalisasi hasil
penelitian.[6]
Akan tetapi satu variabel dalam penyelidikan ex post facto tidak dapat dikataka
secara pasti tergantung pada variabel yang lain dengan arti yang sam pada studi
eksperimen, suda menjadi kelazima dalam studi ex post facto untuk menyebutkan
saah satu variabel [7]sebagai
variabel bebas dan yang lainnya variabel terikat. Meskipun demikian telah di
jelaskan di muka, stu penyelidikan dalam ex post facto tidak dapat dikatakan
secara pasti tergantung pada variabel yang lain dengan arti yang sama seperti dalam
studi eksperimen, sudah menjadi kelaziman dalam studi ex post facto untuk
menyebut salah satu variabel bebas dan yang lainnya variabel terikat.[8]
Prosedur kontrol
Menurut
Gay (1981) kekurangan randomisasi, manipulasi, dan control menjadi karakteristik
dalam studi eksperimental dan merupakan kelemahan dari penelitian kausal
komparatif ( ex post facto).
Masalah
yang telah didiskusikan adalah kemungkinan bahwa kelompok- kelompok berbeda
pada beberapa variabel bebas yang telah teridentifikasi merupakan penyebab
nyata dari perbedaan antara kelompok yang teramati
Analisis dan Interpretasi Data
Analisis
data dalam penelitian kausal komparatif melibatkan suatu variasi statistic
deskriptif dan inferensial. Semua statistic yang dapat digunakan dalam
penelitian eksperimental dapat digunakan dalam penelitian kausal kpmparatif.
Statstik yang paling umum digunakan adalah rata- rata (mean).
Interpretsi
dari temuan dalam suatu penelitian kausal komparatif memerlukan kehati- hatian
yang sangat besar, dalam banyak kasus, kkausalitas terbalik bukanlah
alternative yang layak dan tidak perlu diperhatikan , sebagai contoh platihan
prasekolah dapat menyebabkan peningkatan prestasi belajar membaca pada siswa
kelas 1 SD, tetapi prestasi belajar membaca pada siswa kelas 1 SD tidak dapat
memengaruhi pelatihan prasekolah. Dalam kasus lain, kausalitas terbalik lebih dapat
dipercayadan harus diselidiki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar