Selasa, 17 Juni 2014

HAKEKAT PENELITIAN



HAKEKAT PENELITIAN
A.    Pengertian penelitian
Dahulu apabila mendengar kata penelitian, orang sering membayangkan suatu kesibuan di laboratorium. Orang-orang di laboratorium memang sedang melaksanakan penelitian, penyelidikan di bidang Ilmu Pengetahuan Alam. Akan tetapi penelitian bukan hanya boleh dan dapat dilakukan di bidang Ilmu Pengetahuan Alam saja. Penelitian dapat di lakukan di semua bidang ilmu.
Seorang ahli masak membuat kue engn bahan sekian ons terigu, sekian butir telur, sekian ons gula pasir, sekian ons mentega dan bahan lain-lain. Diperolehlah sebuah kue yang lezat. Ia lalu berikir mencari akal bagaimanadapat diperoleh kue yang lebih enak lagi dengan bahan-bahan yang jumlahnya bahannya sama atau kalau dapat dengan bahan yang lebih sedikit sehingga biayanya lebih murah. Ahli memasak ini sebenarnya juga sedang melakukan penelitian.
Ahli-ahli yang lain mulai dari tukang sepatu, pabrik rokok, tukang pakaian konveksi, guru dan mahasiswa, semuanya sedang mengadakan penelitian, waaupun prosedur dan kualitas penelitiannya berbeda-beda[1].
Kegiatan-kegiatan sehari-hari merupakan sumber pengetahuan yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian.
Sumber-sumber pengatahuan dapat dibedakan menjadi 5 kelompok.
1.      Pengalaman
2.      Otoritas
3.      Cara berfikir dedukatif
4.      Cara berfikir induktif
5.      Pendekatan ilmiah

1.      Pengalaman
Adalah sumber pengetahuan yang telah banyak diketahui dan digunakan orang. Setelah seseorang mencoba melalui bebrapa rute perjalanan dari rumah ke tempat kerja, ia akan mengetahui rute man yang memerlukan waktu paling pendek atau yang paling sepi lalu lintasnya, atau yang paling bagus pemandangannya. Berdasarkan pengalaman pribadi seseorang dapat menemukan jawaban atas banyak persoalan yang dihadapi.[2] 
Kelemahan dari pengalaman ialah bahwa seringkali seseorang perlu mengetahui hal-hal yang tidak dapat dipelajari/ diketahui lewat pengalaman sendiri.[3]

2.      Wewenang
Wewenang atau otoritas sering dijadikan pegangan orang dalam hal-hal yang sulit atu tidak mungkin diketahui melalui pengalaman pribadi. Artinya, orang mencari jawab pertanyaan itu dari orang lain yang telah mempunyai pengalaman dalam hal itu, atau yang mempunyai sumber keahlian lainnya. Apa yang dikatakan oleh orang yang kita ketahui mempunyai wewenang itu, kita terima sebagai kebenaran.
Sebagai sumber kebenaran, wewenang mempunyai kelemahan yang perlu diperhatikan. Pertama, orang-orang yang berwenang itu juga busa salah. Tak ada hokum yang mengatakan bahwa ia tidak bias salah. Juga, orang akan melihat bahwa orang yang dianggap berwenang itu saling berbeda pendapat tentang beberapa masalah. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan mereka seringkali lebih merupakan pendapatpribadi, bukan fakta.[4]

3.      Cara berfikir  deduktif
Subangan pertama yang amat berarti agi pengembangan pendekatan sistmatikdalam mememukan benar diberikan kepada ahli fisafat yunani.  Aristoteles dan para pengikutnya memperkenalkan penggunaan cara berfikir deduktif, yang dapat dirumuskan dalam suatu proses berikir yang bertolak dari kenyataan yang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus engan memakai logikatertentu. Ini adalah suatu system penyusunan fakta yang telah diketahui guna mencapai kesimpulan. Hal ini dilakukan dengan serangkaian pernyataan yang disebut silogisme, yang terdiri dari:
a.       Dasar pikiran utama (premis mayor)
b.      Dasar pikiran kedua (premis minor)
c.       Kesimpulan,
Contoh silogisme,
a.       Semua manusia adalah makhluk hidup (premis mayor)
b.      Socrates adalah manusia, karena itu (premis minor)
c.       Socrates adalah makhluk hidup (Kesimpulan)
Cara berfikir deduktif juga memiliki keterbatasan. Kia harus memulai dengan dasar-dasar pemikiran yang benar terlebih dahulu untuk mencapai kesimpulan yang benar.
Meskipun demikian, terlepas dari adanya kelemahan di dalamnya, cara berikir deduktif berguna dalam proses penelitian. Cara berfikir ini memberikan sarana penghubung antara teori dan pengamatan (observasi). Cara berikir deduktif memungkinkan peneliti menarik kesimpulan berdasarkan teori yang sudah ada tentang segala yang harus diamati. Deduksi dari teori dapat menghasilkan hipotesis, suatubagian vital dari penelitian.[5]

4.      Cara berfikir induktif
Kesimpulan yang berasal dari cara berfikir deduktif hanya benar apabilapremis yang menjadi dasar kesimpulan itu benar. Akan tetapi bagaimana orang bisa mengetahui bahwa premis itu benar? Menurut  sistem Bacon, misalnya pengamatan dilakukan pada kejadian-kejadian tertentu di dalam kelas. Kemudian berdasar kejadian-kejadianyang diamati tersebut ditarik kesimpulan-kesimpulan tentang seluruh kelas.pendekatan ini dikenal sebagai cara berfikir induktif, yang merupakan kebalikan dari cara berfikir deduktif. Contoh:
a.       Deduktif:
1)      setiap binatang menyusui mempunyaai paru-paru.
2)      Kelinci adalah binatang menyusui
3)      Oleh karena itu setiap kelinci mempunyai paru-paru
b.      Induktif:
1)      Setiap kelinci yang pernah diamati mempunyai paru-paru.
2)      Oleh karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru.
Kesimpulan induktif hanya dapt mutlak apabila kelompok yang menjadi objek itu kecil.[6]

5.      Pendekatan Ilmiah
Penggunaan induksi secara eksklusif menyebabkan menumpuknya pengetahuan dan informasiterpisah-pisah, sehingga tidak banya mengandung kemajuan penelitian. Metode induktif – deduktif atau metode pendekatan ilmiah menjadi suatu tehnik baru, penemunya Charles Darwin.
Prosedur Darwin, yang hanya meliputi pengamatan saja, tidak produktifsampai bacaan serta pemikiran yang lebih jauh membawanya kepada perumusan hipotesis sementara guna menerangkan fakta yang telah ia kumpulkan melalui pengamatan. Kemudian ia melanjutkan langkahnya dengan menguji hipotesis ini dengan cara membuat deduksi dari hipotesis itu serta mengumpulkan data tambahan untuk menetapkan apakah data ini mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Penggunaan cara berfikir induktif dan deduktif ini merupakan cirri penyelidikan ilmiah modern, yang dianggap sebagai metode paling dapat dipercaya guna memperoleh pengetahuan.
Secara mendasar metode ilmiahmelibatkan induksi hipotesis yang didasarkan pada observasi, deduksi dari implikasi hipotesis. Metode ilmiah merupakanuatu proses yang sangat beraturan yang memerlukan sejumlah langkah yang berurutan: pengenalan dan pendefinisian masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, dan pernyataan kesimpulan mengenai diterima atau ditolaknya hipotesis. Langkah-langkah tersebut dapat diterapkan secara informal dalam pemecahan berbagai masalah sehari-hari. Penerapan yang lebih formal dari metode ilmiah untuk pemecahan berbagai masalah adalah semua yang dilakukan oleh penelitian[7].
Kelima langkah dalam pendekatan ilmiah tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Perumusan masalah
b.      Pengajuan hipotesis
c.       Cara berfkir eduktif
d.      Engumpulandan analisis data
e.       Kesimpulan, penerimaan atau penolakan hipotesis[8].
 Pertama, agar suatu studipenelitian menjadi sistematik, hakeka masalah yang diteliti harus didefinisikan walaupun hanya dalam istilah. Hal penting lain yang berhubungan dengan penetapan kerangka kerja atau fondasi untk penelitianadalah identifikasi suatu asumsi yang perlu ataukondisi yang berhubungan dengan masalah penelitia.
Langkah kedua adalah pengumpulan informasitentang bagaimana orang lain mendekati masalah yang sama.literarur penelitian merupakan sumber dari informasi. Atau dengan kata lain pengajuan hipotesis.
Pengumpulan data yang sesuai dengan masalah penelitian merupakan langkah yang ketiga. Proses pengumpulan data  merupakan penyusunan dan control yang layak. Dengan demikian, data akan memungkinkan keputusan yang validyang akan dibuat tentang masalah penelitian.
Langkah keempat adalah analisis data. Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis baik menggunakan tehnik statistik maupun tidak. Data dianalis dalam suatu carayang memungkinkan peneliti untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan peneliti.
Langkah kelima adalah proses penggambaran kesimpulan atau penarikan generalisasi setelah analisis dilakukan. Kesimpulan didasari pada data dan analisis di dalam kerangka kerja studi penelitian.[9]
Berdasar uraian di atas apakah yang dimaksud dengan penelitian? Penelitian dapat dirumuskan sebagai penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Ini adalah cara untuk memperoleh informasi yang berguna dan dapat dipertanggung jawabkan. Tujuannya adalah untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yang berarti, melalui prosedur-prosedur ilmiah.

B.     Tahap-tahap penelitian
Aktivitas dalam tahap-tahap penelitian sama halnya dengan 5 langkah dalam pendekatan ilmiah.
1.      Memilih masalah
2.      Tahap analisis, adanya strategi penelitian dan pengembangan instrument)
3.      Mengumpulkan data dan menafsir data
4.      Melaporkan hasil penelitian
C.    Pengertian metode penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah data, tujuan, kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada cirri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamai dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.[10]
Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kritria tertentu yaitu valid. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. 
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperolah dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pngetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.[11]
Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.[12]
Berdasar uraian di atas maka dapatdikemukakan bahwa metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang validdengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian .  Jakarta: Rineka Cipta

Furchan, Arief. 1982.  Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Emzir . 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kantitati, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta


[1] Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian ,  Jakarta: Rineka Cipta, 2002,  hal 1-2
[2] Furchan, Arief. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982, hal 20
[3] Ibid hal 20
[4] Ibid hal 21-22
[5] Ibid hal 22-24
[6] Ibid hal 23-25
[7] Emzir , Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2008, hal 5
[8] Furchan, Arief. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982, hal 26-29
[9] Emzir , Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2008, hal 6
[10] Sugiono, metode penelitian pendidikan: pendekatan kantitati, kualitatif, dan R & D, Bandung: alfabeta, 2008, hal  3
[11] Ibid, hal 4-5
[12] Ibid hal 5-6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar