HAKEKAT PENELITIAN
A.
Pengertian
penelitian
Dahulu apabila mendengar kata
penelitian, orang sering membayangkan suatu kesibuan di laboratorium.
Orang-orang di laboratorium memang sedang melaksanakan penelitian, penyelidikan
di bidang Ilmu Pengetahuan Alam. Akan tetapi penelitian bukan hanya boleh dan
dapat dilakukan di bidang Ilmu Pengetahuan Alam saja. Penelitian dapat di
lakukan di semua bidang ilmu.
Seorang ahli masak membuat kue engn
bahan sekian ons terigu, sekian butir telur, sekian ons gula pasir, sekian ons
mentega dan bahan lain-lain. Diperolehlah sebuah kue yang lezat. Ia lalu
berikir mencari akal bagaimanadapat diperoleh kue yang lebih enak lagi dengan
bahan-bahan yang jumlahnya bahannya sama atau kalau dapat dengan bahan yang
lebih sedikit sehingga biayanya lebih murah. Ahli memasak ini sebenarnya juga
sedang melakukan penelitian.
Ahli-ahli yang lain mulai dari tukang
sepatu, pabrik rokok, tukang pakaian konveksi, guru dan mahasiswa, semuanya
sedang mengadakan penelitian, waaupun prosedur dan kualitas penelitiannya
berbeda-beda[1].
Kegiatan-kegiatan sehari-hari merupakan
sumber pengetahuan yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian.
Sumber-sumber pengatahuan dapat dibedakan
menjadi 5 kelompok.
1. Pengalaman
2. Otoritas
3. Cara
berfikir dedukatif
4. Cara
berfikir induktif
5. Pendekatan
ilmiah
1. Pengalaman
Adalah sumber pengetahuan yang telah
banyak diketahui dan digunakan orang. Setelah seseorang mencoba melalui bebrapa
rute perjalanan dari rumah ke tempat kerja, ia akan mengetahui rute man yang
memerlukan waktu paling pendek atau yang paling sepi lalu lintasnya, atau yang
paling bagus pemandangannya. Berdasarkan pengalaman pribadi seseorang dapat
menemukan jawaban atas banyak persoalan yang dihadapi.[2]
Kelemahan dari pengalaman ialah bahwa
seringkali seseorang perlu mengetahui hal-hal yang tidak dapat dipelajari/
diketahui lewat pengalaman sendiri.[3]
2. Wewenang
Wewenang atau otoritas sering dijadikan
pegangan orang dalam hal-hal yang sulit atu tidak mungkin diketahui melalui
pengalaman pribadi. Artinya, orang mencari jawab pertanyaan itu dari orang lain
yang telah mempunyai pengalaman dalam hal itu, atau yang mempunyai sumber
keahlian lainnya. Apa yang dikatakan oleh orang yang kita ketahui mempunyai
wewenang itu, kita terima sebagai kebenaran.
Sebagai sumber kebenaran, wewenang
mempunyai kelemahan yang perlu diperhatikan. Pertama, orang-orang yang
berwenang itu juga busa salah. Tak ada hokum yang mengatakan bahwa ia tidak
bias salah. Juga, orang akan melihat bahwa orang yang dianggap berwenang itu
saling berbeda pendapat tentang beberapa masalah. Hal ini menunjukkan bahwa
pernyataan mereka seringkali lebih merupakan pendapatpribadi, bukan fakta.[4]
3. Cara
berfikir deduktif
Subangan pertama yang amat berarti agi
pengembangan pendekatan sistmatikdalam mememukan benar diberikan kepada ahli
fisafat yunani. Aristoteles dan para
pengikutnya memperkenalkan penggunaan cara berfikir deduktif, yang dapat
dirumuskan dalam suatu proses berikir yang bertolak dari kenyataan yang
bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus engan memakai logikatertentu.
Ini adalah suatu system penyusunan fakta yang telah diketahui guna mencapai
kesimpulan. Hal ini dilakukan dengan serangkaian pernyataan yang disebut
silogisme, yang terdiri dari:
a. Dasar
pikiran utama (premis mayor)
b. Dasar
pikiran kedua (premis minor)
c. Kesimpulan,
Contoh silogisme,
a. Semua
manusia adalah makhluk hidup (premis mayor)
b. Socrates
adalah manusia, karena itu (premis minor)
c. Socrates
adalah makhluk hidup (Kesimpulan)
Cara berfikir deduktif juga memiliki
keterbatasan. Kia harus memulai dengan dasar-dasar pemikiran yang benar
terlebih dahulu untuk mencapai kesimpulan yang benar.
Meskipun demikian, terlepas dari adanya
kelemahan di dalamnya, cara berikir deduktif berguna dalam proses penelitian.
Cara berfikir ini memberikan sarana penghubung antara teori dan pengamatan
(observasi). Cara berikir deduktif memungkinkan peneliti menarik kesimpulan
berdasarkan teori yang sudah ada tentang segala yang harus diamati. Deduksi
dari teori dapat menghasilkan hipotesis, suatubagian vital dari penelitian.[5]
4. Cara
berfikir induktif
Kesimpulan
yang berasal dari cara berfikir deduktif hanya benar apabilapremis yang menjadi
dasar kesimpulan itu benar. Akan tetapi bagaimana orang bisa mengetahui bahwa
premis itu benar? Menurut sistem Bacon,
misalnya pengamatan dilakukan pada kejadian-kejadian tertentu di dalam kelas.
Kemudian berdasar kejadian-kejadianyang diamati tersebut ditarik
kesimpulan-kesimpulan tentang seluruh kelas.pendekatan ini dikenal sebagai cara
berfikir induktif, yang merupakan kebalikan dari cara berfikir deduktif.
Contoh:
a. Deduktif:
1) setiap
binatang menyusui mempunyaai paru-paru.
2) Kelinci
adalah binatang menyusui
3) Oleh
karena itu setiap kelinci mempunyai paru-paru
b. Induktif:
1) Setiap
kelinci yang pernah diamati mempunyai paru-paru.
2) Oleh
karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru.
Kesimpulan induktif hanya dapt mutlak
apabila kelompok yang menjadi objek itu kecil.[6]
5. Pendekatan
Ilmiah
Penggunaan induksi secara eksklusif
menyebabkan menumpuknya pengetahuan dan informasiterpisah-pisah, sehingga tidak
banya mengandung kemajuan penelitian. Metode induktif – deduktif atau metode
pendekatan ilmiah menjadi suatu tehnik baru, penemunya Charles Darwin.
Prosedur Darwin, yang hanya meliputi
pengamatan saja, tidak produktifsampai bacaan serta pemikiran yang lebih jauh
membawanya kepada perumusan hipotesis sementara guna menerangkan fakta yang
telah ia kumpulkan melalui pengamatan. Kemudian ia melanjutkan langkahnya
dengan menguji hipotesis ini dengan cara membuat deduksi dari hipotesis itu
serta mengumpulkan data tambahan untuk menetapkan apakah data ini mendukung
hipotesis tersebut atau tidak. Penggunaan cara berfikir induktif dan deduktif
ini merupakan cirri penyelidikan ilmiah modern, yang dianggap sebagai metode
paling dapat dipercaya guna memperoleh pengetahuan.
Secara mendasar metode ilmiahmelibatkan
induksi hipotesis yang didasarkan pada observasi, deduksi dari implikasi
hipotesis. Metode ilmiah merupakanuatu proses yang sangat beraturan yang
memerlukan sejumlah langkah yang berurutan: pengenalan dan pendefinisian
masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, dan pernyataan kesimpulan
mengenai diterima atau ditolaknya hipotesis. Langkah-langkah tersebut dapat
diterapkan secara informal dalam pemecahan berbagai masalah sehari-hari.
Penerapan yang lebih formal dari metode ilmiah untuk pemecahan berbagai masalah
adalah semua yang dilakukan oleh penelitian[7].
Kelima langkah dalam pendekatan ilmiah
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perumusan
masalah
b. Pengajuan
hipotesis
c. Cara
berfkir eduktif
d. Engumpulandan
analisis data
e. Kesimpulan,
penerimaan atau penolakan hipotesis[8].
Pertama,
agar suatu studipenelitian menjadi sistematik, hakeka masalah yang diteliti
harus didefinisikan walaupun hanya dalam istilah. Hal penting lain yang
berhubungan dengan penetapan kerangka kerja atau fondasi untk penelitianadalah
identifikasi suatu asumsi yang perlu ataukondisi yang berhubungan dengan
masalah penelitia.
Langkah kedua adalah pengumpulan informasitentang
bagaimana orang lain mendekati masalah yang sama.literarur penelitian merupakan
sumber dari informasi. Atau dengan kata lain pengajuan hipotesis.
Pengumpulan data yang sesuai dengan
masalah penelitian merupakan langkah yang ketiga. Proses pengumpulan data merupakan penyusunan dan control yang layak.
Dengan demikian, data akan memungkinkan keputusan yang validyang akan dibuat tentang
masalah penelitian.
Langkah keempat adalah analisis data.
Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis baik menggunakan
tehnik statistik maupun tidak. Data dianalis dalam suatu carayang memungkinkan
peneliti untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan peneliti.
Langkah kelima adalah proses
penggambaran kesimpulan atau penarikan generalisasi setelah analisis dilakukan.
Kesimpulan didasari pada data dan analisis di dalam kerangka kerja studi
penelitian.[9]
Berdasar uraian di atas apakah yang
dimaksud dengan penelitian? Penelitian dapat dirumuskan sebagai penerapan
pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Ini adalah cara untuk
memperoleh informasi yang berguna dan dapat dipertanggung jawabkan. Tujuannya
adalah untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yang berarti, melalui
prosedur-prosedur ilmiah.
B.
Tahap-tahap
penelitian
Aktivitas dalam tahap-tahap
penelitian sama halnya dengan 5 langkah dalam pendekatan ilmiah.
1. Memilih
masalah
2. Tahap
analisis, adanya strategi penelitian dan pengembangan instrument)
3. Mengumpulkan
data dan menafsir data
4. Melaporkan
hasil penelitian
C.
Pengertian
metode penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Terdapat empat kata kunci yang perlu
diperhatikan yaitu, cara ilmiah data,
tujuan, kegunaan tertentu. Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada cirri-ciri keilmuan,
yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian
itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati
oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamai dan mengetahui
cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam
penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.[10]
Data yang
diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai
kritria tertentu yaitu valid. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data
yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh
peneliti.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan
kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian
ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan.
Penemuan berarti data yang diperolah dari penelitian itu adalah data yang
betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.pembuktian berarti data
yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap
informasi atau pngetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan
memperluas pengetahuan yang telah ada.[11]
Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang
diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi
yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, memecahkan berarti
meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti
mengupayakan agar masalah tidak terjadi.[12]
Berdasar uraian di atas maka
dapatdikemukakan bahwa metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data yang validdengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,
dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian . Jakarta:
Rineka Cipta
Furchan,
Arief. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Emzir
. 2008. Metode Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Rajawali Pers
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kantitati, Kualitatif, dan R
& D. Bandung: Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar