Selasa, 17 Juni 2014

PENELITIAN EKSPERIMENTAL DALAM PENDIDIKAN



PENELITIAN EKSPERIMENTAL DALAM PENDIDIKAN

            Eksperimen adalah kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpukan bukti-bukti yang ada hubungannya dengan hipotesis. Peneliti dengan sengaja dan secara sistematis memasukkan perubahab-perubahan-perubahan ke daam gejala-gejala alamiah dan kemudian mengamati akibat dari perubahan-perubahan itu. Hipotesis menyatakan harapan tentang hasi yang merupakan akibat dari perubahn yang dimasukkan itu.
Penerapan metode eksperimen teah berhasil dalam penyelidikan di dunia fisika. Pada abad ke Sembilan belas metode ini diperkenalkan ke dalam ilmu biologi dan kemajuan-kemajuan pesat terjadi di bidang zoology, fisiologi, dan pengobatan. Akhir abad ke Sembilan belas para ahli mulai menerapkan metode ini ke masalah-masalah psikologi, dan itulah   awal lahirnya psikologi eksperimental.
Suatu eksperimen mempunyai 3 ciri:
1.      Suatu variable bebas dimanipulasi
2.      Semua variable lainnya, kecuali variable bebas, dipertahannkan tetap
3.      Pengaruh manipuasi variable bebas terhadap variable terikat diamati.
Jadi dalam eksperimen ada dua variable yang perludiperhatiakanyaitu variable bebas dan variable terikat. Variable bebas dimanipulasi atau diubah-ubah oleh peneliti, sedang variable terikat tidak dimanipulasi oleh peneliti.
Eksperiman dalam pendidikan dapat dilakukan di laboratorium atau di lapangan. Eksperiman di laboratorium biasanya lebih disukai untuk masalah-masalah teoritis, sedang eksperimen lapangan untuk masalah-masalah pragmatis.
Ada 2 tipe umum eksperimentasi yang dilakukan di dalam kelas:
1.      Studi mengenai metode
2.      Penelitian fundamental, yang berujuan untuk memperoleh prinsip-prinsip umum yang dapt diterapkan untuk situasi yang lebih luas.

A.    Ciri-ciri penelitian eksperimen
1.      Pengendalian
Pengendalian adalah inti metode eksperimen. Pada dasarnya metode eksperimen itu terletak pada 2 asumsi tentang variable:
a.      Law of the single variable
b.      The law of the only significant variable
Tujuan pengendalian dalam eksperimen adalah untuk mengatur situasi sehingga pengaruh variable dapat diselidiki. Kondisi yang mendasari hokum variable tunggal ini ebih mungkin dipengaruhi dalam bidang ilmu-ilmu eksakta. Karena dalam dunia pendidikan berhubungan dengan manusia maka sealu terdapat banyak variable. Sebagai seorang peneliti harus dapat membedakan variable-variabel yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.maupun variable-variabel luar yang tidak ada hubungannya dengan penelitian.
Pengendalian adalah cara yang digunakn peneliti untuk menghilangkan pengaruh yang berbeda dari semua variable yang tidak ada hubungannya dengan tujuan penelitian. Namun variable luar ini kadang dapat mempengaruhi hasil diadakannya eksperimen. Contoh variable luar. Dalam meneliti sekelompok siswa peneliti memberiakan perlakuan metode belajar tertentu. Yang termasuk variable luarnya yaitu: tinggi badan, warna rambut, diabaikan. Variable luar yang harus diperhatikan atau dikendalikan ialah kecerdasan, atau tingkat IQ, karena dapat mempengaruhi atau mengacaukan tujuan penelitian. Ada 5 prosedur dasar yang biasa digunakan untuk meningkatkan kesamaan antar kelompok-kelompk yang dihadapkan kepada berbagai situasi eksperimental, yitu:
a.       Penempatan secara acak
b.      Pemadanan teracak (randomized matching)
c.       Pemilihan yang homogeny
d.      Analisis konvaransi
e.       Penggunaan subjek sebagai pengendali

2.     Mengendalikan perbedaan antar subjek
a.       Penempatan secara acak
Ada sejumlah subjek yang untuk tujuan eksperimen, harus dibagi menjadi dua kelompok yang akan diperlakukan berbeda untuk kemudian dibandingkan. Penempatan secara acak adalah penempatan subjek di dalam kelompok sedemikian rupa sehinggauntuk setiap kali penempatan, setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditempatkan di kelompok mana pun. Peneliti dapat memberikan nomer kepada semua subjek yang ada, kemudian dari table bilangan acak, peneliti menarik angka-angka yang diperlukan bagi kelompok eksperimen dan kelompok pengendali (control group). Kelompok-kelompok tersebut dapat dianggap ssecara statistic sepadan.

b.      Pemadanan teracak
Prosedur penempatan subjek ke daam kelompok yang lain adalah dengan memadankan setiap subjek berdasarkan sebanyak mungkin variable luar yang dianggap dapat mempengaruhi variable terikat.
Pemadanan adalh metode untuk mengendalikan sebagian perbedaan antar subjek, namun masih ada lagi bebrapa kesulitan lain yang mungkin akan dihadapi oleh peneliti. Yang pertama adalah menentukan variable atau variable-variabel apa yang akan digunakan untuk memadankan. Variable seperti IQ, usia, status sosio ekonomi, jenis kelamin, scor membaca, atau scor pra tes dapat dipakai untuk itu.variabel yang dikai sebagai patokan pembandingan subjek harus ada kaitannya dengan variable terikat, karena kalau tudak maka pemadanan itu tidak ada gunanya. Seberapa dekat kita memadankan subjek berdasarkan  variable-variabel tersebut. Pemadanan yang dekat akan meningkatkan ketepatan metode, sementara itu juga meningkatkan subjek yang tidak dapat dipadankan.

c.       Prosedur pemadanan
Prosedur yang biasa dipakai antara lain:
1)      Prosedur pribadi ke pribadi
Mengelompokkan subjek satu per satu secara seimbang antar kelompok coba dan kelompok pengendali
2)      Berdasarkan variable yang relevan
Mengelompokkan subjek secara berkelompok
3)      Penempatan sumua subjek berdasarkan urutan skor mereka dalam variable yang disepadankan. Memilih subjek secara acak.

d.      Pemiihan yang homogen
Memilih kelompok coba dan pengendali yang mempunyai keasamaan. Misalnya usia, tingkat IQ yang sama.
 Pemilihan ini mempunyai cara yang efektif untuk mengendalikan variable luar. Namun masih ada kelemahan yaitu mengurangi luasnya jangkauan generalisasi hasil studi tersebut kepada situasi yang lain.

e.       Analisis kovariansi
Adalah suatu metode untuk menganalisis perbedaan variable terikat diantara kelompok-kelompok eksperimen, sesudah memperhitungkan setiap perbedaan ukuran pra tes atau ukuran variable terikat relevan lainnya yang telah ada sebelumnya diantara kelompok-kelompok tersebut.

f.       Penggunaan subjek sebagai pengendali mereka sendiri

3.      Mengendalikan perbedaan situasional
Ada 3 metode yang biasanya digunakan daam mengendalikan perbedaan situasional:
a.       Menjaga agar keadaan variable tersebut tetap seperti semula.
b.      Mengacak variable tersebut
c.       Memanipulasi variable tersebut secara sistematis dan terpisah dari variable bebas yang utama.

4.      Manipulasi
Manipulasi suatu variable menunjukkan pada tindakan yang sengaja dilakukan oleh peneliti. Seperangkat kondisi yang berbagai macam itu disebut variable bebas, variable eksperimental, atau variable perlakuan.

5.      Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap cirri-ciri tingkah laku subjek yang diteliti. Pengamatan yang sedapat mungkin bersifat kuantitas itulah variable terikatnya. Variable terikat dalam penelitian sering berupa hasil dari sesuatu, jadi sebenarnya adaah skor atau hasil pengamatan, dan bukan hasil belajar itu sendiri.

B.   Perbandingan eksperimental
Penelitian membutuhkan sekurang-kurangnya dua kelompok subjek yaitu kelompok eksperimental(kelompok coba) dan kelompok pengendali. Kelompok experimental ialah kelompok yang diberikan perlakuan baru atau berbeda, sedangkan kelompok pengendali adalah kelompok yang diberikan seperangkat perlakuan yang biasa atau umum.



C.  Desain eksperimental
Desain ini merupakan kerangka konseptual pelaksanaan eksperimen. Desain memiliki 2 fungsiVariable disain penelitian yakni: (a) menciptakan kondisi bagi perbandingan yang diperlakukan oeh hipotesis eksperimen, (b) melalui analisis data statistic memungkinkan melakukan tafsiran atas hasi penyelidikan.
(1)   Variabel Desain Penelitian
Terdapat dua kriteria umum disain peneitian:
a.       Validitas internal : pengendalian, pengendalian dikatakan memadai adalah bagaimana menemukan cara untuk menghiangkan variable luar, yaitu variable yg menimbulkan interpretasi lain. Contoh: sejarah, pematangan, pemberian pra-tes, alat pengukuran, kemunduran statistic, pemiihan subyek yg berbeda dl
b.      Validitas eksternal : kepresentatifan hasil penyelidikan. Ada dua macam validitas eksternal yakni: (a) validitas populasi yaitu segala hak yg menyangkut identifikasi populasi yg akan digeneralisasikan berdasarkan eksperiment tersebut. (b) vaiditas ekologis yaitu hal-hal yg menyangkut masalah penggeneraisasian pengaruh eksperimental kepada kondisi-kondisi lingkungan yg lain.
(2)   Disain Pra-Eksperimen
Terdapat 7 disain yang tergolong pra-eksperimen:
1)      Disain pra-tes : disain yang hanya melibatkan satu kelompok siswa saja tanpa membandingkan dengan kelompok siswa lainnya.
Kelemahan : karena hanya menggunakan satu kelompok siswa/ tanpa menggunakan kelompok pengendali maka pelaksanaa eksperimen tidak boleh menganggap bahwa perubahan yg terjadi antara hasil pre-tes dan pasca-tes itu disebkan oleh perlakuan tes. Selain itudisain ini bersifat super fisial (dangkal).
2)      Disain Statis dengan dua kelompok: melakukan penelitian dengan meibatkan dua kelompok siswa yg dianggap memiliki kesamaan yang kemudian diberikan perlakuan atau treatment pada salah satu kelompok siswa.
Kelemahan : tidak menggunakan random dalam menentukan subyek penelitian, hanya asumsi dasar atas kesamaan kemapuan antara kelompok siswa satu dan dua.
3)      Disain yg hanya menggunakan pasca-tes dengan subyek diacak dan dua kelompok : yaitu disain yg memerlukan dua kelompok subyek yang ditentukan secara acak/random dan yg masing-masing diberikan kondisi yg berbeda. Dalam hal ini pengacakan/random digunakan untuk mengendalikan semua kemungkinan variable luar serta menjamin bahwa setiap perbedaan diantara kedua kelompok itu sebelum eksperimen dilakukan hanya dapat dikaitkan dengan kebetulan belaka.
4)      Disain yang hanya menggunakan Pasca-tes, Subyek Dipadankan dan Diacak, Dua kelompok : disain yg memerlukan dua kelompok siswa sebagai subyek yg diperoleh menggunakan tehnik pemadanan (matching).
5)      Disain yang Menggunakan Pra-tes dan Pasca-tes dengan Kelompok –kelompok yang Diacak: merupakan disain klasik, karena memungkinkan peneliti mempelajari perubahan.
Kelebihan : terletak pada pengacakan yg dilakukan terlebih dahulu yg menjamin adanya kesamaan statistic antara kedua kelompok itu sebelum eksperimentasi.
6)      Disain Kelompok Solomon : pertama menggunakan tiga kelompok dengan penempatan subyek kedalam kelompok secara acak.
Kelebihan: memberikan pengendalian terhadap efek interaksi terhadap pra-tes dengan X.
7)      Disain Empat-kelompok Solomon: memberikan pengendalian yg lebih teliti lagi dengan jalan memperluas disain 6 sehingga mencakup satu kelompok pengendali lagi.
Kesulitan: suit dilakukan dalam praktek karena eksperimen membutuhkanbanyak waktu dan banyak usaha. Selain itu, disain ini memiiki kesulitan untuk analisis statistiknya.
(3)   Desain Faktoral
Dalam disain ini ada dua lebih variable dimanipulasi secara simultan untuk menyelidiki pengaruh masing-masing terhadap variable terikat, disamping juga pengaruh-pengaruh yg disebabkan oleh interaksi antara beberapa variable.
Ada 2 macam desain faktoral: Pertama, salah satu variable bebas mungkin dimanipulasi secara eksperimental. Dalam hal ini pengeksperimenan tertarik pada variable bebas saja namun juga mempertimbangkan variable lain yg mungkin dapat mempengaruhi variable terikat. Seperti, jenis kelamin, kecerdasan, ras, status, sosio ekonomi, hasil belajar dll. Kedua, semua vartiabel bebas mungkin dimanipulasi secara eksperimental. Dlm hal ini tertarik pada beberapa variable bebas dan meniai pengaruh variable-variable itu baik secara terpisah maupun bersama-sama.
*      Disain Faktoral Sederhana
Disain faktoral telah dikembangkan dalam tingkat kepelikan yang berbeda-beda. Dalam disain ini variable bebas yang dimanipulasi disebut variable eksperimental, sedang variable bebas yg kedua, yang telah dibagi menjadi beberapa tingkatan disebut variable atribut.  Selain itu disain faktoral memberikankemungkinan pada peneliti untuk menilai interaksi antara kedua variable bebas, yaitu pengaruh yg berbeda dari salah satu diantara kedua variable itu pada tingkatan yg berbeda dari variable lainnya.
Kelebihan : (a) dapat menyelesaikan dalam satu kali eksperiment, (b) memberikan kesempatan untuk menyelidiki interaksi yg sering begitu penting dalam penelitian pendidikan, (c) memberikan pengujian yg lebih kuat terhadap hipotesis.
(4)   Disain Eksperimental-semu (Quasi Experimental Designs)
*      Disain yang Menggunakan Pra-tes dan Pasca-tes dengan Kelompok Pengendai Tidak Diacak
Pengeompokan subyek secara acak memang dianjurkan serta merupan hal yg ideal, akan tetapi tidak semua peneitian/ eksperimen dapat dialakukan pemngambilan subyek secara acak karena situasi yg tidak memungkinkan, oleh karena itu dalam hal ini harus diusahakan agar pada awa penyelidikan kedua kelompok yg digunakan itu sejauh mungkin sama (ekivalen).dalam disain ini menggunakan tehnik anaisis kovariansi guna menimbangi sebagian ketidaksamaankedua kelompok. Kesamaan pada factor-faktor luar yg relevan ainnya, seperti jenis keamin, hasil tes, kecerdasan, dan sebagainnya hendaknya juga diperiksa, apabila perlakuan eksperimental hendaknya ditetapkan secara acak.
*      Disain Berimbang (Counterbalanced Design)
Disain ini melakukan pertukaran kelompok pada waktu-waktu tertentuselama masa eksperimentasi. Ciri khusus disain ini adalahbahwa semua subyek menerima semua perlakuan eksperimental untuk beberapa saat lamanya selama masa eksperimen. Studi berimbang seperti ini dapat digunakan oleh guru kelas untuk membandingkan keefektifan dua metode mengajar terhadap penguasaan bahan pelajaran tertentu.
v Disain Rangkain Waktu(Time-Series Design)
Disain ini meibatkan pengukuran secara berkala terhadapsatu kelompok dan pemberian perlakuan eksperimental kedalam rangkaian pengukuran berkala itu. Disain ini lebih bermanfaat dalam peneltian pendidikan, pengujian berganda dapat memberikan pengawasan terhadap beberapa ancaman umum bagi validitas internal. Kelemahan disain ini adalah ketidakmapuannya mengendaikan pengaruh sejarah (history) artinya bahwa kita harus menyampingkan kemungkinan bahwa bukan X, melainkan kejadian simultanlah yang menyebabkan terjadinya perubahan yg diamati. Seperti factor perubahan musim, factor alat sekoah seperti ujian mungkin dapat menjadi sebab perubahan tsb.
v Disain Rangkaian Waktu dengan Kelompok Pengendali
Merupakan perluasan dari disain yg sebelumnya, dengan memasukkan kelompok pengendali. Variasi lain dari disain ini meiputi penambahan jumlah kelompok pengendai, penambahan, pengamatan, atau pertambahan perlakuan eksperimental.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar