BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Mata
pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari Pendidikan Agama Islam yang
mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman
tentang cara-cara pelaksanaan rukun islam mulai dari ketentuan dan tata cara
pelaksanaan taharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah
haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, kurban, dan cara
pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
Secara
substansial mata pembelajaran fiqih memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam
dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri,
sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya. Mata pembelajaran fiqih
di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
1. Mengetahui
dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek
ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi
maupun sosial.
2. Melaksanakan
dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan baik dan benar, sebagai perwujudan
dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia
dengan Allah SWT, dengan didri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk
lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.[1]
Salah
satu pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah kelas 2 yaitu tentang pengenalan
adzan dan iqomah.Diantara syarat sah shalat adalah al `ilmu bi
dukhuli al waqti (mengetahui bahwa waktu shalat telah tiba). “Karena
sesungguhnya shalat itu suatu kewajiban yang telah ditentukan waktunya. “[2]
Adapun tanda bahwa waktu shalat telah tiba adalah adzan yang berarti panggilan.
Sedangkan iqamah adalah tanda bahwa shalat segera ditunaikan.
Secara bahasa adzan berarti seruan atau pemberitahuan. Sebagaimana dalam firman
Allah dalam surah At Taubah ayat 3 yang artinya “dan ini adalah seruan Allah dan Rasulnya kepada umat manusia”.
Makna adzan secara istilah adalah seruan yang menandai masuknya waktu sholat 5
waktu dan dilafaztkan dengan lafadz-lafadz tertentu.
Dewasa
ini, era modern yang dianggap sebagai bentuk peradaban maju justru memiliki
“efek samping” yang begitu kompleks. Budaya, ekonomi, sosial serta agama tak
luput dari pengaruh modernisasi. Kecenderungan masyarakat yang semakin
membudaya adalah sifat konsumtif dan individualisme yang merupakan dampak
nyatanya. Dari segi agama masyarakat lebih bersikap acuh tak acuh terhadap
kebutuhan spiritual, yang seharusnya merupakan kebutuhan rokhani yang utama.
Hal ini dapat dilihat bagaimana sikap dan perilaku masyarakat terhadap seruan
adzan dan iqomah. Berbagai kesibukan dunia telah melalaikan tugas dan fitrah
sebagai manusia. Bahkan anak-anak sebagai penerus mulai mewarisi sikap
modernisasi orang tuanya.
Anak
merupakan plagiat yang paling pintar dalam hal meniru. Sikap, tutur kata,
perilaku dan kebiasaan-kebiasaan baik dan buruk yang mereka lihat dan mereka
rasakan dalam kehidupan sehari-hari akan membentuk pribadi mereka. Menurut
teory Jean Piaget bahwa Anak membentuk pengetahuan melalui
eksplorasi lingkungan secara aktif. Jadi akan dijadikan apa
kepribadian seorang anak akan tergantung bagaimana kondisi lingkungan yang merupakan
faktor utama.
Bagaimana menerapkan arti adzan dan
iqomah memang seharusnya diajarkan mulai dari lingkungan keluarga. Karena
keluarga merupakan tempat yang paling utama dalam mengenal segala ilmu.
Selanjutnya di lingkungan sekolah adalah tugas guru untuk melengkapi pengetahuan
mereka. Pengetahuan menjadi sangat penting, sehingga seorang guru dapat
memetakan kebutuhan dirinya dalam 1) memahami karakteristik proses
pembelajaran, 2) memahami karakteristik peserta didik, 3) menentukan tujuan
pengajaran yang selaras dengan perkembangan dan karakteristik peserta didik, 4)
memilih materi bahan ajar yang sesuai kompetensi yang ingin dicapai, 5) memilih
kegiatan pembelajaran yang sesuai, 6) menentukan strategi dan evaluasi terhadap
keberhasilan peserta didik.
Pada anak-anak tingkatan usia SD/MI
(7-12 tahun) sifat-sifat khas mereka antara lain, berfikir atas dasar
pengalaman yang konkrit, mereka belum dapat membayangkan hal-hal yang abstrak.
Sehingga pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan suatu metode
pembelajaran yang memungkinkan anak-anak dapat melihat, berbuat sesuatu,
terlibat dalam proses belajar, dan mengalami secara langsung hal-hal yang
dipelajari. Yang tak kalah pentingnya juga pemanfaatan media yang dapat
digunakan dalam proses belajar. Baik itu audio,
audio visual maupun video visual.
Pada materi adzan dan iqomah pada siswa
kelas 2, tujuan pembelajaran yang harus dicapai antara lain 1) anak dapat
memahami makna adzan dan iqomah (kognitif), 2) anak dapat menghafal lafalz
adzan dan iqomah (kognitif), 3) anak dapat melafalkan/mempraktekan bacaan adzan
dan iqomah (psikomotorik), 4) anak dapat memahami dan melaksanakan sikap ketika
mengumandangkan dan mendengarkan adzan dan iqomah (afektif).
Pemanfaatan media audio rekaman pada
pembelajaran adzan dan iqomah sangat tepat digunakan karena melihat karakter
materi yang menekankan pada pemahaman bacaan dan praktek adzan dan iqomah.
Dalam hal ini suara yang direkam adalah suara peserta didik atau keaktifan
dalam belajar (active learning). Media
audio rekaman dapat menciptakan belajar yang menyenangkan (joyfull learning). Harapannya dengan memanfaatkan media ini siswa
mampu membedakan bacaan yang benar dan bacaan yang salah dalam melafalkan adzan
dan iqomah.
Adapun sekolah yang digunakan dalam
penelitian yaitu Madrasah Ibtidaiyah Cemorokandang, Malang. Kondisi lingkungan
sekolah yang masih kurang memahami pemanfaatan tehnologi dan kondisi lingkungan
yang masih terbawa dengan warisan budaya nenek moyang (tarian jaran kepang).
Sehingga kurang memahami arti penting dalam ibadah.
Berbagai
macam karakter dan pengetahuan yang dimiliki siswa yang perlu menjadi perhatian
guru dalam merencanakan dan mengelola kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan media
audio rekaman dirasa sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran pada materi
adzan dan iqomah. Karena pembelajaran yang aktif dan menyenangkan merupakan
karakter pembelajaran pada anak usia SD/MI. Sehingga peneliti mengadakan penelitian
tindakan kelas yang berjudul “Pemanfaatan
Media Audio Rekaman Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran Fiqih
Kelas 2 Semester I Dalam Materi Adzan Dan Iqomah Di Madrasah Ibtidaiyah
Cemorokandang Malang”
B.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
Tabel
A. 1 Identifikasi Masalah di Kelas
No
|
Subjek
|
Masalah
|
1
|
Siswa
|
· Kurangnya
memahami materi yang disampaikan guru
· Siswa
kurang antusias, adanya kebosanan dan penurunan motivasi akibat monotonnya
metode yang dipakai guru
· Secara
khusus, beberapa siswa cenderung mengabaikan arti penting adzan dan iqomah
|
2
|
Guru
|
· Kurangnya
kreatifitas guru dalam memanfaatkan media belajar
· Metode
yang digunakan kurang menarik
|
Sumber: Observasi Pendahuluan oleh
Peneliti
C.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di
atas, masalah peneliti dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah pemanfaatan
media audio rekaman dalam proses pembelajaran mata pelajaran fiqih materi adzan
dan iqomah dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah
Cemorokandang Malang?
D.
Hipotesis
Tindakan Penelitian
Berdasarkan analisa masalah yang telah dilakukan, didapatkan
pokok masalah mengenai kurangnya pemahaman dalam memahami arti penting dan
melafalkan bacaan adzan dan iqomah para siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah
Cemorokandang Malang. Solusi pemecahan
masalah yang dapat diambil adalah dengan menggunakan media audio rekaman.
Dalam penelitian ini, diusulkan hipotesis sebagai
berikut:
Pemanfaatan media audio rekaman dalam proses
pembelajaran mata pelajaran Fiqih pada materi Adzan dan Iqomah dapat meningkatkan
pemahaman siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Cemorokandang Malang.
E.
Tujuan
Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang telah diuraikan di
atas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:
1. Meningkatkan
kualitas proses pembelajaran
2. Meningkatkan
ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, yang erat kaitannya
dengan teknologi
3. Meningkatkan
kemampuan siswa dalam mencari dan menemukan jawaban secara audio terhadap
masalah yang disajikan dalam proses pembelajaran.
4. Meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas 2 dalam mata pelajaran fiqih materi adzan dan
iqomah.
F. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini
dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Bagi
siswa dapat meningkatkan pemahaman tentang bacaan dan lafat adzan dan iqomah.
2. Bagi
guru mata pelajaran dapat meningkatkan kreatifitas dalam penggunaan media
pembelajaran khususnya media audio rekaman
3. Bagi
peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengajar dan memahami
berbagai macam karakter siswa.
4. Bagi
Sekolah Tinggi Agama Islam Raden Rahmat Kepanjen Malang dapat dijadikan untuk menambah bahan pustaka.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Definisi
Istilah
Berikut
beberapa definisi istilah yang dijelaskan:
1. Media
Kata media berasal dari
bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah
berarti perantara atau pengantar. Oleh sebab itu dalam konteks pembelajaran,
media pembelajaran dapat diberi pengertian media komunikasi yang digunakan
dalam dunia pendidikan.
a. Media
adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa
untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalh contoh-contohnya (pendapat
Briggs).[3]
b. Media
pendidikan adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar (pendapat Gagne).[4]
c. Media
pembelajaran, adalah suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi
pembelajaran direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian hasil
perekaman tersebut diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan
menggunakan sebuah alat pemutarnya.
2. Media
audio adalah alat media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera
pendengaran saja.
3. Pelajaran
fiqih adalah pembelajaran agama Islam yang difungsikan untuk mengetahui dan
memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah,
maupun muamalah untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan pribadi dan sosial.
4. Adzan
dan iqomah
Adzan dan
iqamah adalah dua perkara sunat dilakukan sebelum melakukan mana-mana
sembahyang fardhu. Adzan dari segi bahasa bermaksud pemberitahuan. Manakala dari
segi syara‘ pula diartikan sebagai suatu gabungan perkataan tertentu untuk
mengetahui waktu masuknya sholat fardhu atau boleh diartikan sebagai
pemberitahuan tentang waktu sholat dengan lafaz-lafaz tertentu.
Iqamah yaitu
bacaan tertentu untuk membangkitkan para hadirin mengerjakan sembahyang.
5. Pemahaman
siswa tentang adzan dan iqomah yaitu pemahaman dalam hal melafalkan bacaan dan
pemahaman dalam hal perbuatan dan sikap.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan,
Jenis dan Desain Penelitian
Ada
2 macam pendekatan dalam penelitian yaitu penelitian kualitatif dan penelitian
kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur
statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif dapat
digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,
fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan (Strauss
dan Corbin).[5]
Sedangkan penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, tehnik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.[6]
Sementara
itu metode penelitian yang digunakan peneliti yaitu metode penelitian Action Research atau penelitian tindakan
dengan jenis Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) dengan pendekatan kualitatif,
walaupun data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan data kualitatif.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu
jenis penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh praktisi pendidikan (khususnya
guru, dosen, atau instruktur) dalam proses pembelajaran di kelas. McNiff mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk penelitian reflektif yang
dilakukan oleh guru yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk
pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar,
dan sebagainya. Pendapat Raka Joni,
mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki
kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan.[7]
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada
umumnya diarahkan pada kebutuhan praktis dalam kependidikan. Selama ini memang
penelitian-penelitian sudah banyak dilakukan, tetapi kurang dirasakan dampaknya
dalam peningkatan mutu pembelajaran dikelas. Penelitian Tindakan Kelas termasuk
penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat
kuantitatif. Penelitian Tindakan Kelas berbeda dengan penelitian formal, yang
bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum. PTK
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta
membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.
Selain itu tujuan PTK dapat memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang
tumbuh dari bawah, karena guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan.[8]
Ada beberapa desain dalam penelitian tindakan kelas
antara lain penelitian tindakan kelas desain Kurt Lewin, penelitian tindakan kelas desain Kemmis & McTaggart, penelitian tindakan kelas
desain John Elliott.
a.
Penelitian Tindakan
Kelas desain Kurt Lewin
Rancangan
model Kurt Lewin merupakan model dasar yang kemudian dikembangkan oleh
ahli-ahli lain. Penelitian tindakan, menurut Kurt Lewin, terdiri dari empat
komponen kegiatan yang dipandang sebagai satu siklus, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).[9]
b.
Penelitian Tindakan Kelas desain Kemmis
& McTaggart
Model yang dikemukakan Kemmis & Taggart merupakan
pengembangan lebih lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada
perbedaan yang prinsip antara keduanya. Model ini banyak dipakai karena
sederhana dan mudah dipahami. Rancangan Kemmis & Taggart dapat mencakup sejumlah siklus, masing-masing
terdiri dari tahap-tahap: perencanaan (plan),
pelaksanaan dan pengamatan (act &
observe), dan refleksi (reflect).
Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian
tercapai.[10]
c.
Penelitian Tindakan Kelas desain John Elliott.
Seperti halnya model Kemmis & McTaggart, model John
Elliott juga merupakan pengembangan lebih lanjut dari model Lewin. Elliott
mencoba menggambarkan secara lebih rinci langkah demi langkah yang harus
dilakukan peneliti. Ide dasarnya sama, dimulai dari penemuan masalah kemudian
dirancang tindakan tertentu yang dianggap mampu memecahkan masalah tersebut,
kemudian diimplementasikan, dimonitor, dan selanjutnya dilakukan tindakan
berikutnya jika dianggap perlu.[11]
Dalam
menyusun penelitian peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
dengan model Kemmis &
Taggart.
Maka tahapan penelitian dibagi menjadi 4 tahap, yaitu 1) perencanaan, 2)
pelaksanaan, 3) pengamatan/ observasi, 4) refleksi.
a. Perencanaan
Rencana
merupakan tahapan awal yang harus dilakukan peneliti sebelum melakukan sesuatu.
Diharapkan rencana tersebut berpandangan ke depan, serta fleksibel untuk
menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini
kita dapat mengatasi hambatan.
Rancangan/rencana
awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan
dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan
perangkat pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Tindakan ini
merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa
suatu penerapan model pembelajaran tertentu atau penerapan media tertentu yang
bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang sedang dijalankan.
Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mereka yang terlibat langsung dalam
pelaksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga akan dipergunakan untuk
penyempurnaan pelaksanaan tugas.
c. Pengamatan/observasi
Pengamatan ini
berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang
diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar
dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat
menceritakan keadaan yang sesungguhnya.
d. Refleksi
Refleksi di sini
meliputi kegiatan : analisis, sintesis, penafsiran (penginterpretasian),
menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi
terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki
kinerja guru pada pertemuan selanjutnya.
1.
Setting
Penelitian
a.
Tempat
dan waktu penelitian
Penelitian
dilakukan di Madrasah Ibtdaiyah Cemorokandang Malang pada kelas 2 semester 1
tahun ajaran 2014-2015. Penelitian dilakukan melalui proses pembelajaran yang
terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2x pertemuan. Pelaksanaan
siklus 1 pada tanggal 22 dan 29 September 2014. Pelaksanaan siklus II pada
tanggal 6 dan 13 Oktober 2014. Konten materi yang diberikan tindakan adalah
Mata Pelajaran Fiqih dalam materi Mengenal Adzan dan Iqomah dalam pemahaman dan
bacaannya. Penelitian ni diarahkan untuk meningkatkan pemahaman sikap dan
perilaku serta meningkatkan pemahaman bacaan adzan dan Iqomah.
b.
Subjek
penelitian
Subjek
penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah
Cemorokandang Malang pada semester I tahun ajaran 2014/2015. Jumlah kelas yang
diteliti 2 kelas, setiap kelas berjumlah 26 siswa.
2.
Rancangan
penelitian
a.
Tehnik
dan instrumen pengumpulan data
1)
Tehnik
Pengumpulan Data
Berdasarkan
teori yang diambil oleh peneliti yaitu model Kemmis & Taggart. Maka tahapan
penelitian dibagi menjadi 4 tahap, yaitu a) perencanaan, b) pelaksanaan, c)
pengamatan/ observasi, d) refleksi.
a) Perencanaan
Rencana
merupakan tahapan awal yang harus dilakukan peneliti sebelum melakukan sesuatu.
Menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di
dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. Tujuan diadakannya
perencanaan ini yaitu agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar. Pada
tahap ini yang dilakukan peneliti antara lain:
§ Menyusun
rumusan masalah yang ada pada siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Cemorokandang
Malang.
§ Menyusun
tujuan tindakan penelitian kelas.
§ Menyusun
instrumen penelitian
§ Menyiapkan
media utama yang digunakan sebagai pembelajaran adzan dan iqomah (Rekaman adzan
iqomah yang benar)
§ Menyiapkan
media pendukung sebagai alat untuk merekam adzan iqomah peserta didik. (berupa
kaset rekam atau handphone untuk
merekam)
§ Menyiapkan
Rencana Pembelajaran beserta lembar penilaian.
b)
Pelaksanaan
Seperti apa yang telah dijelaskan
di atas bahwa pelaksanaan merupakan tindakan yang dilakukan oleh peneliti dalam
menerapkan perencanaan yang telah dibuat. Dalam hal ini peneliti menerapkan
media audio rekaman pada pembelajaran fiqih materi adzan dan iqomah pada siswa
kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Cemorokandang Malang. Adapun kegiatan yang
dilakukan antara lain:
(1) Pertemuan
pertama,
§ Melaksanakan
kegiatan pembelajaran pada pembelajaran fiqih materi adzan dan iqomah.
§ Membangun
pemahaman tentang arti penting adzan dan iqomah.
§ Penerapan
media audio rekaman pada pembelajaran fiqih materi adzan dan iqomah, yaitu
siswa diperdengarkan adzan dan iqomah yang benar
(2) Pertemuan
kedua,
Pelaksanaan
penilaian dalam pemahaman awal, yaitu menyebutkan pengertian adzan dan iqamah dan menyebutkan ketentuan adzan dan iqamah, baik berupa penilaian
sikap maupun penilaian tes secara tertulis.
(3) Pertemuan
ketiga,
§ Melafalkan
bacaan adzan dan iqomah secara langsung. Secara klasikal dan individu yang kemudian
direkam oleh peneliti sebagai tolak ukur dan pembanding.
§ Membangun
pemahaman konsep mengartikan bacaan adzan dan iqomah serta konsep dalam
menjawab bacaan adzan.
(4) Pertemuan
keempat,
Pelaksanaan penilaian pada
pemahaman konsep mengartikan bacaan adzan dan iqomah serta konsep dalam
menjawab bacaan adzan.
(5) Pertemuan
kelima,
Mendemonstrasikan bacaan adzan dan
iqomah yang dilaksanakan oleh siswa kemudian disimpan dalam bentuk rekaman
audio. Dilaksanakan secara kelompok.
(6) Pertemuan
keenam,
§ Melaksanakan
penilaian pada aspek arti penting adzan dan iqomah (tes tulis dan sikap).
§ Melaksanakan
penilaian pada pemahaman bacaan, yaitu aspek psikomotor.
c)
Observasi,
Yaitu tindakan pengamatan yang
dilakukan peneliti maupun observer dalam melihat tanggapan dan respon siswa terhadap
tindakan yang dilakukan peneliti. Baik itu observasi secara sistematis maupun
non sistematis. Kegiatan lain yang dapat dilakukan peneliti ketika observasi
yaitu mendokumentasikan belajar siswa. Observasi dilakukan pada tahap
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penelitian, dengan tujuan agar peneliti
dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang terjadi dan mungkin
petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya, mengetahui tanggapan dan respon
siswa serta digunakannya sebagai bahan dalam menentukan refleksi.
d)
Refleksi,
peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan
lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat dan kemudian dijadikan bahan untuk
merevisi siklus berikutnya.
2)
Instrumen
Pengumpulan Data
a)
Lembar
Panduan Observasi Aktivitas Siswa
TABEL C.
1 LEMBAR OBSERVASI KOMPONEN SISWA[12]
No
|
Hal
yang Diamati
|
Skor
|
|||
|
Siswa
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Keaktifan
Siswa:
|
|
|
|
|
2
|
Perhatian
Siswa:
|
|
|
|
|
3
|
Kedisiplinan:
|
|
|
|
|
4
|
Penugasan/Resitasi:
|
|
|
|
|
Sumber: dari Suaidin (2012)
Keterangan; 4 : Sangat Baik, 3 : Baik, 2 : Tidak
Baik, 1 : Sangat Tidak Baik
N = (skor yang didapat /20) X 100 = 80
b) Lembar
Tes
Lembar
Penilaian Tes Siklus I
Mata pelajaran :
Fiqih
Kelas/ Semester :
2/I
Materi :
Adzan dan Iqomah
No
|
KRITERIA
PENILAIAN
|
NILAI
MAKSIMAL
|
1
|
Menyebutkan pengertian adzan dan iqamah
|
20
|
2
|
Menyalin
bacaan adzan dengan benar
|
20
|
3
|
Menyalin
bacaan iqomah dengan benar
|
20
|
4
|
Menyebutkan ketentuan adzan dan iqamah
|
20
|
5
|
Mengartikan bacaan adzan dan iqomah
|
20
|
Lembar tes
No.
|
Indikator
|
Contoh Soal
|
Jawaban
|
1
|
Menyebutkan pengertian adzan dan iqamah
|
Adzan
adalah...
a.
Panggilan
masuknya waktu sholat
b.
Pengumuman
waktu sholat
c.
Menegur
sholat
|
A
|
2
|
Menyalin
bacaan adzan dengan benar
|
اللهُ إِلاَّ إِلَهَ.....أَشْهَدُ
Lafad yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas
yaitu...
a. اللهُ
b.
إِلاَّ أَنْ
c.
لاَ أَنْ
|
C
|
3
|
Menyalin bacaan iqomah dengan benar
|
.....قَامَتِ قَدْ
Lafad yang
tepat untuk melengkapi bacaan diatas adalah...
a.
قَدْ
b.
الصَّلاَةُ
c.
قَامَتِ
|
B
|
4
|
Menyebutkan ketentuan adzan dan iqamah
|
Berikut ini
yang termasuk ketentuan dalam mengumandangkan adzan dan iqomah yaitu...
a.
Adzan
dalam keadaan suci
b.
Tidak
menghadap kiblat
c.
Sambil
mengantuk
|
A
|
Lembar tes dapat dilihat dalam lampiran
Lembar
Penilaian Tes Siklus II
Mata pelajaran :
Fiqih
Kelas/ Semester :
2/I
Materi :
Adzan dan Iqomah
No
|
KRITERIA
PENILAIAN
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
Melafalkan bacaan adzan dan iqomah
|
|
|
|
|
|
2
|
Menjawab
adzan (tiap kalimat yang dibaca oleh muadzin)
|
|
|
|
|
|
3
|
Menjawab
iqamah
|
|
|
|
|
|
4
|
Melafalkan doa sesudah adzan
|
|
|
|
|
|
Keterangan skor:
5 = dilafalkan dengan
lancar dan berurutan
4 = dilafalkan dengan
tidak lancar tetapi berurutan
3 = dilafalkan lancar
tetapi tidak berurutan
2 = dilafalkan tidak
lancar dan tidak berurutan
1
= tidak
melafalkan
Nilai skor = Jumlah skor yang didapat/20 X 100
= 80
c) Lembar
Kerja
Beberapa aspek yang
menggambarkan kemampuan psikomotorik siswa dalam melafadkan adzan dan iqomah
ditentukan sebagai berikut:
TABEL C.2 Acuan Lembar
Kerja[13]
No
|
Aspek
|
Sasaran
|
1
|
Ketepatan jawaban
|
Ketepatan dalam membaca dari sisi mahroj huruf dan tajwidnya
|
2
|
Kejelasan jawaban
|
Kejelasan dalam pelafalan dan tanda baca
|
3
|
Kerapian tulisan
|
Kerapian menyalin lafal adzan dan iqomah
|
4
|
Kecepatan menyelesaikan tugas
|
Kecepatan dalam memenuhi 3 poin sebelumnya
|
Sumber : Ekowati (2006:
159)
d) Catatan
Kegiatan
Berikut catatan kegiatan
kegiatan proses penelitian pada siklus I dan siklus II:
Lampiran
CATATAN
LAPANGAN SIKLUS I DAN SIKLUS II
Materi :
Kelas/semester:
Pertemuan :
Hari/tanggal :
§ Siswa
yang tidak hadir
§ Situasi
saat pembelajaran berlangsung
§ Nama
siswa yang membuat gaduh
§ Nama
siswa yang selalu pasif
b. Rencana Tindakan Penelitian
Kasus
penelitian
“Pemanfaatan Media Audio Rekaman Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran Fiqih Kelas 2 Semester I Dalam
Materi Adzan Dan Iqomah Di Madrasah Ibtidaiyah Cemorokandang Malang”
Dalam penelitian ini penulis terlibat secara
langsung mulai dari awal sampai berakhirnya proses penelitian. Penelitian
Tindakan Kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur yang terdiri
dari 4 tahap yaitu: (1) rencana tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan, (4) refleksi. Setelah melakukan tindakan refleksi dan evaluasi
hasil pengamatan terhadap proses dan hasil tindakan, apakah tujuan yang
direncanakan telah tercapai. Jika belum tercapai maka perlu melakukan
perencanaan ulang. Demikian tahap-tahap kegiatan terus berulang sampai suatu
permasalahan dianggap teratasi atau diperoleh hasil yang lebih baik. Secara
umum, rencana tindakan yang akan dilakukan mencakup tahapan; (1) perencanaan,
(2) pelaksanaan, (3) observasi dan, (4) refleksi. Tahap ini akan berlangsung
terus menerus sampai masalah yang muncul didapat solusinya.
[1] Permenag RI Nomor 912 tahun
2013. Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata pelajaran Pendidikan agama Islam dan
Bahasa Arab.
[2]
Al Qur’an Surat Al Nisa ayat 103
[3] Tim Panitia Sertfikasi Guru Rayon 143 Universitas
Nusantara PGRI Kediri, Lembar Kerja, PTK
dan Pengembangan Perangkat Pembelajaran, 2012, hal 94
[4] ibid
[5] Bsrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Rineka Cipta, 2008, hal 1
[6] Sugiono, Metode
Penelitian Pendidikan , Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Alfabeta Bandung, 2013, hal 14
[7] Tim Panitia Sertfikasi Guru Rayon 143 Universitas
Nusantara PGRI Kediri, Lembar Kerja, PTK
dan Pengembangan Perangkat Pembelajaran, 2012, hal 229
[8] Mansur muslich, dalam Tim Panitia
Sertfikasi Guru Rayon 143 Universitas Nusantara PGRI Kediri, Lembar Kerja, PTK dan Pengembangan Perangkat
Pembelajaran, 2012, hal 240
[9] Ibid hal 235
[10] Ibid hal 236
[11]
Ibid hal 237
[13]
Ekowati. 2006.
bismillah ...
BalasHapusizin ngunduh bab 1 sampai bab 3 pak/bu/ustadz/ustadzah
semoga menjadi amal baik bapak/ibu
aamiin
Hapus