Sabtu, 21 Juni 2014

BAB I, II dan III dalam pengajuan proposal penelitian tindakan kelas



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan taharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
Secara substansial mata pembelajaran fiqih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya. Mata pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali  peserta didik agar dapat:
1.      Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
2.      Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan baik dan benar, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan didri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.[1]
Salah satu pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah kelas 2 yaitu tentang pengenalan adzan dan iqomah.Diantara syarat sah shalat adalah al `ilmu bi dukhuli al waqti (mengetahui bahwa waktu shalat telah tiba). “Karena sesungguhnya shalat itu suatu kewajiban yang telah ditentukan waktunya.[2] Adapun tanda bahwa waktu shalat telah tiba adalah adzan yang berarti panggilan. Sedangkan iqamah adalah tanda bahwa shalat segera ditunaikan. Secara bahasa adzan berarti seruan atau pemberitahuan. Sebagaimana dalam firman Allah dalam surah At Taubah ayat 3 yang artinya “dan ini adalah seruan Allah dan Rasulnya kepada umat manusia”. Makna adzan secara istilah adalah seruan yang menandai masuknya waktu sholat 5 waktu dan dilafaztkan dengan lafadz-lafadz tertentu.
Dewasa ini, era modern yang dianggap sebagai bentuk peradaban maju justru memiliki “efek samping” yang begitu kompleks. Budaya, ekonomi, sosial serta agama tak luput dari pengaruh modernisasi. Kecenderungan masyarakat yang semakin membudaya adalah sifat konsumtif dan individualisme yang merupakan dampak nyatanya. Dari segi agama masyarakat lebih bersikap acuh tak acuh terhadap kebutuhan spiritual, yang seharusnya merupakan kebutuhan rokhani yang utama. Hal ini dapat dilihat bagaimana sikap dan perilaku masyarakat terhadap seruan adzan dan iqomah. Berbagai kesibukan dunia telah melalaikan tugas dan fitrah sebagai manusia. Bahkan anak-anak sebagai penerus mulai mewarisi sikap modernisasi orang tuanya.
Anak merupakan plagiat yang paling pintar dalam hal meniru. Sikap, tutur kata, perilaku dan kebiasaan-kebiasaan baik dan buruk yang mereka lihat dan mereka rasakan dalam kehidupan sehari-hari akan membentuk pribadi mereka. Menurut teory Jean Piaget bahwa Anak membentuk pengetahuan melalui eksplorasi lingkungan secara aktif. Jadi akan dijadikan apa kepribadian seorang anak akan tergantung bagaimana kondisi lingkungan yang merupakan faktor utama.
Bagaimana menerapkan arti adzan dan iqomah memang seharusnya diajarkan mulai dari lingkungan keluarga. Karena keluarga merupakan tempat yang paling utama dalam mengenal segala ilmu. Selanjutnya di lingkungan sekolah adalah tugas guru untuk melengkapi pengetahuan mereka. Pengetahuan menjadi sangat penting, sehingga seorang guru dapat memetakan kebutuhan dirinya dalam 1) memahami karakteristik proses pembelajaran, 2) memahami karakteristik peserta didik, 3) menentukan tujuan pengajaran yang selaras dengan perkembangan dan karakteristik peserta didik, 4) memilih materi bahan ajar yang sesuai kompetensi yang ingin dicapai, 5) memilih kegiatan pembelajaran yang sesuai, 6) menentukan strategi dan evaluasi terhadap keberhasilan peserta didik.
Pada anak-anak tingkatan usia SD/MI (7-12 tahun) sifat-sifat khas mereka antara lain, berfikir atas dasar pengalaman yang konkrit, mereka belum dapat membayangkan hal-hal yang abstrak. Sehingga pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan suatu metode pembelajaran yang memungkinkan anak-anak dapat melihat, berbuat sesuatu, terlibat dalam proses belajar, dan mengalami secara langsung hal-hal yang dipelajari. Yang tak kalah pentingnya juga pemanfaatan media yang dapat digunakan dalam proses belajar. Baik itu audio, audio visual maupun video visual.
Pada materi adzan dan iqomah pada siswa kelas 2, tujuan pembelajaran yang harus dicapai antara lain 1) anak dapat memahami makna adzan dan iqomah (kognitif), 2) anak dapat menghafal lafalz adzan dan iqomah (kognitif), 3) anak dapat melafalkan/mempraktekan bacaan adzan dan iqomah (psikomotorik), 4) anak dapat memahami dan melaksanakan sikap ketika mengumandangkan dan mendengarkan adzan dan iqomah (afektif).
Pemanfaatan media audio rekaman pada pembelajaran adzan dan iqomah sangat tepat digunakan karena melihat karakter materi yang menekankan pada pemahaman bacaan dan praktek adzan dan iqomah. Dalam hal ini suara yang direkam adalah suara peserta didik atau keaktifan dalam belajar (active learning). Media audio rekaman dapat menciptakan belajar yang menyenangkan (joyfull learning). Harapannya dengan memanfaatkan media ini siswa mampu membedakan bacaan yang benar dan bacaan yang salah dalam melafalkan adzan dan iqomah.
Adapun sekolah yang digunakan dalam penelitian yaitu Madrasah Ibtidaiyah Cemorokandang, Malang. Kondisi lingkungan sekolah yang masih kurang memahami pemanfaatan tehnologi dan kondisi lingkungan yang masih terbawa dengan warisan budaya nenek moyang (tarian jaran kepang). Sehingga kurang memahami arti penting dalam ibadah.
Berbagai macam karakter dan pengetahuan yang dimiliki siswa yang perlu menjadi perhatian guru dalam merencanakan dan mengelola kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan media audio rekaman dirasa sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran pada materi adzan dan iqomah. Karena pembelajaran yang aktif dan menyenangkan merupakan karakter pembelajaran pada anak usia SD/MI. Sehingga peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Pemanfaatan Media Audio Rekaman Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran Fiqih Kelas 2 Semester I Dalam Materi Adzan Dan Iqomah Di Madrasah Ibtidaiyah Cemorokandang  Malang”

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
Tabel A. 1 Identifikasi Masalah di Kelas
No
Subjek
Masalah
1
Siswa
·    Kurangnya memahami materi yang disampaikan guru
·    Siswa kurang antusias, adanya kebosanan dan penurunan motivasi akibat monotonnya metode yang dipakai guru
·    Secara khusus, beberapa siswa cenderung mengabaikan arti penting adzan dan iqomah
2
Guru
·    Kurangnya kreatifitas guru dalam memanfaatkan media belajar
·    Metode yang digunakan kurang menarik
Sumber: Observasi Pendahuluan oleh Peneliti

C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah peneliti dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah pemanfaatan media audio rekaman dalam proses pembelajaran mata pelajaran fiqih materi adzan dan iqomah dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Cemorokandang Malang?

D.    Hipotesis Tindakan Penelitian
Berdasarkan analisa masalah yang telah dilakukan, didapatkan pokok masalah mengenai kurangnya pemahaman dalam memahami arti penting dan melafalkan bacaan adzan dan iqomah para siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Cemorokandang  Malang. Solusi pemecahan masalah yang dapat diambil adalah dengan menggunakan media audio rekaman.
Dalam penelitian ini, diusulkan hipotesis sebagai berikut:
Pemanfaatan media audio rekaman dalam proses pembelajaran mata pelajaran Fiqih pada materi Adzan dan Iqomah dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Cemorokandang  Malang.

E.     Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:
1.      Meningkatkan kualitas proses pembelajaran
2.      Meningkatkan ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, yang erat kaitannya dengan teknologi
3.      Meningkatkan kemampuan siswa dalam mencari dan menemukan jawaban secara audio terhadap masalah yang disajikan dalam proses pembelajaran.
4.      Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 2 dalam mata pelajaran fiqih materi adzan dan iqomah.

F.     Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1.      Bagi siswa dapat meningkatkan pemahaman tentang bacaan dan lafat adzan dan iqomah.
2.      Bagi guru mata pelajaran dapat meningkatkan kreatifitas dalam penggunaan media pembelajaran khususnya media audio rekaman
3.      Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengajar dan memahami berbagai macam karakter siswa.
4.      Bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Raden Rahmat Kepanjen Malang  dapat dijadikan untuk menambah bahan pustaka.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Definisi Istilah
Berikut beberapa definisi istilah yang dijelaskan:
1.      Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Oleh sebab itu dalam konteks pembelajaran, media pembelajaran dapat diberi pengertian media komunikasi yang digunakan dalam dunia pendidikan.
a.       Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalh contoh-contohnya (pendapat Briggs).[3]
b.      Media pendidikan adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar (pendapat Gagne).[4]
c.       Media pembelajaran, adalah suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi pembelajaran direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian hasil perekaman tersebut diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
2.      Media audio adalah alat media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja.
3.      Pelajaran fiqih adalah pembelajaran agama Islam yang difungsikan untuk mengetahui dan memahami cara-cara  pelaksanaan  hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah, maupun muamalah untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan pribadi dan sosial.
4.      Adzan dan iqomah
Adzan dan iqamah adalah dua perkara sunat dilakukan sebelum melakukan mana-mana sembahyang fardhu. Adzan dari segi bahasa bermaksud pemberitahuan. Manakala dari segi syara‘ pula diartikan sebagai suatu gabungan perkataan tertentu untuk mengetahui waktu masuknya sholat fardhu atau boleh diartikan sebagai pemberitahuan tentang waktu sholat dengan lafaz-lafaz tertentu.
Iqamah yaitu bacaan tertentu untuk membangkitkan para hadirin mengerjakan sembahyang.
5.      Pemahaman siswa tentang adzan dan iqomah yaitu pemahaman dalam hal melafalkan bacaan dan pemahaman dalam hal perbuatan dan sikap.


BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Pendekatan, Jenis dan Desain Penelitian
Ada 2 macam pendekatan dalam penelitian yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan (Strauss dan Corbin).[5] Sedangkan penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, tehnik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.[6]
Sementara itu metode penelitian yang digunakan peneliti yaitu metode penelitian Action Research atau penelitian tindakan dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan pendekatan kualitatif, walaupun data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh praktisi pendidikan (khususnya guru, dosen, atau instruktur) dalam proses pembelajaran di kelas. McNiff  mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas  adalah bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.  Pendapat Raka Joni, mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan.[7]
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada umumnya diarahkan pada kebutuhan praktis dalam kependidikan. Selama ini memang penelitian-penelitian sudah banyak dilakukan, tetapi kurang dirasakan dampaknya dalam peningkatan mutu pembelajaran dikelas. Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Penelitian Tindakan Kelas berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum. PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah. Selain itu tujuan PTK dapat memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan.[8]
Ada beberapa desain dalam penelitian tindakan kelas antara lain penelitian tindakan kelas desain Kurt Lewin, penelitian tindakan kelas desain  Kemmis & McTaggart, penelitian tindakan kelas desain John Elliott.
a.       Penelitian Tindakan Kelas desain Kurt Lewin
Rancangan model Kurt Lewin merupakan model dasar yang kemudian dikembangkan oleh ahli-ahli lain. Penelitian tindakan, menurut Kurt Lewin, terdiri dari empat komponen kegiatan yang dipandang sebagai satu siklus, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).[9]
b.      Penelitian Tindakan Kelas desain  Kemmis & McTaggart
Model yang dikemukakan Kemmis & Taggart merupakan pengembangan lebih lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada perbedaan yang prinsip antara keduanya. Model ini banyak dipakai karena sederhana dan mudah dipahami. Rancangan Kemmis & Taggart dapat mencakup sejumlah siklus, masing-masing terdiri dari tahap-tahap: perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi (reflect). Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai.[10]
c.       Penelitian Tindakan Kelas desain John Elliott.
Seperti halnya model Kemmis & McTaggart, model John Elliott juga merupakan pengembangan lebih lanjut dari model Lewin. Elliott mencoba menggambarkan secara lebih rinci langkah demi langkah yang harus dilakukan peneliti. Ide dasarnya sama, dimulai dari penemuan masalah kemudian dirancang tindakan tertentu yang dianggap mampu memecahkan masalah tersebut, kemudian diimplementasikan, dimonitor, dan selanjutnya dilakukan tindakan berikutnya jika dianggap perlu.[11]
Dalam menyusun penelitian peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kemmis & Taggart. Maka tahapan penelitian dibagi menjadi 4 tahap, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan/ observasi, 4) refleksi.
a.       Perencanaan
Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan peneliti sebelum melakukan sesuatu. Diharapkan rencana tersebut berpandangan ke depan, serta fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat mengatasi hambatan.
Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
b.      Pelaksanaan
Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa  suatu penerapan model pembelajaran tertentu atau penerapan media tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang sedang dijalankan. Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga akan dipergunakan untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas.

c.       Pengamatan/observasi
Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang  diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya.
d.      Refleksi
Refleksi di sini meliputi kegiatan : analisis, sintesis, penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya.

1.      Setting Penelitian
a.      Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di Madrasah Ibtdaiyah Cemorokandang Malang pada kelas 2 semester 1 tahun ajaran 2014-2015. Penelitian dilakukan melalui proses pembelajaran yang terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2x pertemuan. Pelaksanaan siklus 1 pada tanggal 22 dan 29 September 2014. Pelaksanaan siklus II pada tanggal 6 dan 13 Oktober 2014. Konten materi yang diberikan tindakan adalah Mata Pelajaran Fiqih dalam materi Mengenal Adzan dan Iqomah dalam pemahaman dan bacaannya. Penelitian ni diarahkan untuk meningkatkan pemahaman sikap dan perilaku serta meningkatkan pemahaman bacaan adzan dan Iqomah.
b.      Subjek penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Cemorokandang Malang pada semester I tahun ajaran 2014/2015. Jumlah kelas yang diteliti 2 kelas, setiap kelas berjumlah 26 siswa.

2.      Rancangan penelitian
a.      Tehnik dan instrumen pengumpulan data
1)      Tehnik Pengumpulan Data
Berdasarkan teori yang diambil oleh peneliti yaitu model Kemmis & Taggart. Maka tahapan penelitian dibagi menjadi 4 tahap, yaitu a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) pengamatan/ observasi, d) refleksi.
a)      Perencanaan
Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan peneliti sebelum melakukan sesuatu. Menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. Tujuan diadakannya perencanaan ini yaitu agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar. Pada tahap ini yang dilakukan peneliti antara lain:
§  Menyusun rumusan masalah yang ada pada siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Cemorokandang Malang.
§  Menyusun tujuan tindakan penelitian kelas.
§  Menyusun instrumen penelitian
§  Menyiapkan media utama yang digunakan sebagai pembelajaran adzan dan iqomah (Rekaman adzan iqomah yang benar)
§  Menyiapkan media pendukung sebagai alat untuk merekam adzan iqomah peserta didik. (berupa kaset rekam atau handphone untuk merekam)
§  Menyiapkan Rencana Pembelajaran beserta lembar penilaian.
b)     Pelaksanaan
Seperti apa yang telah dijelaskan di atas bahwa pelaksanaan merupakan tindakan yang dilakukan oleh peneliti dalam menerapkan perencanaan yang telah dibuat. Dalam hal ini peneliti menerapkan media audio rekaman pada pembelajaran fiqih materi adzan dan iqomah pada siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Cemorokandang Malang. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain:
(1)   Pertemuan pertama,
§  Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada pembelajaran fiqih materi adzan dan iqomah.
§  Membangun pemahaman tentang arti penting adzan dan iqomah.
§  Penerapan media audio rekaman pada pembelajaran fiqih materi adzan dan iqomah, yaitu siswa diperdengarkan adzan dan iqomah yang benar
(2)   Pertemuan kedua,
Pelaksanaan penilaian dalam pemahaman awal, yaitu menyebutkan  pengertian adzan dan iqamah dan menyebutkan  ketentuan adzan dan iqamah, baik berupa penilaian sikap maupun penilaian tes secara tertulis.
(3)   Pertemuan ketiga,
§  Melafalkan bacaan adzan dan iqomah secara langsung. Secara klasikal dan individu yang kemudian direkam oleh peneliti sebagai tolak ukur dan pembanding.
§  Membangun pemahaman konsep mengartikan bacaan adzan dan iqomah serta konsep dalam menjawab bacaan adzan.
(4)   Pertemuan keempat,
Pelaksanaan penilaian pada pemahaman konsep mengartikan bacaan adzan dan iqomah serta konsep dalam menjawab bacaan adzan.
(5)   Pertemuan kelima,
Mendemonstrasikan bacaan adzan dan iqomah yang dilaksanakan oleh siswa kemudian disimpan dalam bentuk rekaman audio. Dilaksanakan secara kelompok.
(6)   Pertemuan keenam,
§  Melaksanakan penilaian pada aspek arti penting adzan dan iqomah (tes tulis dan sikap).
§  Melaksanakan penilaian pada pemahaman bacaan, yaitu aspek psikomotor.
c)      Observasi,
Yaitu tindakan pengamatan yang dilakukan peneliti maupun observer dalam melihat tanggapan dan respon siswa terhadap tindakan yang dilakukan peneliti. Baik itu observasi secara sistematis maupun non sistematis. Kegiatan lain yang dapat dilakukan peneliti ketika observasi yaitu mendokumentasikan belajar siswa. Observasi dilakukan pada tahap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penelitian, dengan tujuan agar peneliti dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang terjadi dan mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya, mengetahui tanggapan dan respon siswa serta digunakannya sebagai bahan dalam menentukan refleksi.  
d)     Refleksi,
peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat dan kemudian dijadikan bahan untuk merevisi siklus berikutnya.

2)      Instrumen Pengumpulan Data
a)      Lembar Panduan Observasi Aktivitas Siswa

TABEL C. 1 LEMBAR OBSERVASI KOMPONEN SISWA[12]
No
Hal yang Diamati
Skor

Siswa
1
2
3
4
1
Keaktifan Siswa:
  1. Siswa aktif mencatat materi pelajaran
  2. Siswa aktif bertanya
  3. Siswa aktif mengajukan ide




2
Perhatian Siswa:
  1. Diam, tenang
  2. Terfokus pada materi
  3. Antusias




3
Kedisiplinan:
  1. Kehadiran/absensi
  2. Datang tepat waktu
  3. Pulang tepat waktu




4
Penugasan/Resitasi:
  1. Mengerjakan semua tugas
  2. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya
  3. Mengerjakan sesuai dengan perintah




Sumber: dari Suaidin (2012)
Keterangan; 4 : Sangat Baik, 3 : Baik, 2 : Tidak Baik, 1 : Sangat Tidak Baik
N = (skor yang didapat /20) X 100 = 80


b)     Lembar Tes
Lembar Penilaian Tes Siklus I
Mata pelajaran       : Fiqih
Kelas/ Semester     : 2/I
Materi                    : Adzan dan Iqomah
No
KRITERIA PENILAIAN
NILAI MAKSIMAL
1
Menyebutkan  pengertian adzan dan iqamah
20
2
Menyalin bacaan adzan dengan benar
20
3
Menyalin bacaan iqomah dengan benar
20
4
Menyebutkan  ketentuan adzan dan iqamah
20
5
Mengartikan bacaan adzan dan iqomah
20

Lembar tes
No.
Indikator
Contoh Soal
Jawaban
1
 Menyebutkan  pengertian adzan dan iqamah
Adzan adalah...
a.       Panggilan masuknya waktu sholat
b.      Pengumuman waktu sholat
c.       Menegur sholat
A
2
Menyalin bacaan adzan dengan benar
اللهُ  إِلاَّ إِلَهَ.....أَشْهَدُ
Lafad yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas yaitu...
a.  اللهُ
b.      إِلاَّ أَنْ
c.       لاَ أَنْ
C
3
Menyalin bacaan iqomah dengan benar
.....قَامَتِ قَدْ
Lafad yang tepat untuk melengkapi bacaan diatas adalah...
a.       قَدْ
b.      الصَّلاَةُ
c.       قَامَتِ
B
4
Menyebutkan  ketentuan adzan dan iqamah
Berikut ini yang termasuk ketentuan dalam mengumandangkan adzan dan iqomah yaitu...
a.       Adzan dalam keadaan suci
b.      Tidak menghadap kiblat
c.       Sambil mengantuk
A

Lembar tes dapat dilihat dalam lampiran

Lembar Penilaian Tes Siklus II
Mata pelajaran       : Fiqih
Kelas/ Semester     : 2/I
Materi                    : Adzan dan Iqomah
No
KRITERIA PENILAIAN
1
2
3
4
5
1
Melafalkan bacaan adzan dan iqomah






2
Menjawab adzan (tiap kalimat yang dibaca oleh muadzin)





3
Menjawab iqamah





4
Melafalkan doa sesudah   adzan





Keterangan skor:
5 = dilafalkan dengan lancar dan berurutan
4 = dilafalkan dengan tidak lancar tetapi berurutan
3 = dilafalkan lancar tetapi tidak berurutan
2 = dilafalkan tidak lancar dan tidak berurutan
1      = tidak melafalkan
 Nilai skor = Jumlah skor yang didapat/20 X 100 = 80
c)      Lembar Kerja
Beberapa aspek yang menggambarkan kemampuan psikomotorik siswa dalam melafadkan adzan dan iqomah ditentukan sebagai berikut:
TABEL C.2 Acuan Lembar Kerja[13]
No
Aspek
Sasaran
1
Ketepatan jawaban
Ketepatan dalam membaca dari sisi mahroj huruf dan tajwidnya
2
Kejelasan jawaban
Kejelasan dalam pelafalan dan tanda baca
3
Kerapian tulisan
Kerapian menyalin lafal adzan dan iqomah
4
Kecepatan menyelesaikan tugas
Kecepatan dalam memenuhi 3 poin sebelumnya
Sumber : Ekowati (2006: 159)








d)     Catatan Kegiatan
Berikut catatan kegiatan kegiatan proses penelitian pada siklus I dan siklus II:




Lampiran
CATATAN LAPANGAN SIKLUS I DAN SIKLUS II
Materi              :
Kelas/semester:
Pertemuan       :
Hari/tanggal    :
§  Siswa yang tidak hadir

§  Situasi saat pembelajaran berlangsung

§  Nama siswa yang membuat gaduh

§  Nama siswa yang selalu pasif


b.     Rencana Tindakan Penelitian
Kasus penelitian
“Pemanfaatan Media Audio Rekaman Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran Fiqih Kelas 2 Semester I Dalam Materi Adzan Dan Iqomah Di Madrasah Ibtidaiyah Cemorokandang  Malang”
Dalam penelitian ini penulis terlibat secara langsung mulai dari awal sampai berakhirnya proses penelitian. Penelitian Tindakan Kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur yang terdiri dari 4 tahap yaitu: (1) rencana tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan, (4) refleksi. Setelah melakukan tindakan refleksi dan evaluasi hasil pengamatan terhadap proses dan hasil tindakan, apakah tujuan yang direncanakan telah tercapai. Jika belum tercapai maka perlu melakukan perencanaan ulang. Demikian tahap-tahap kegiatan terus berulang sampai suatu permasalahan dianggap teratasi atau diperoleh hasil yang lebih baik. Secara umum, rencana tindakan yang akan dilakukan mencakup tahapan; (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan, (4) refleksi. Tahap ini akan berlangsung terus menerus sampai masalah yang muncul didapat solusinya.






[1] Permenag RI Nomor 912 tahun 2013. Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata pelajaran Pendidikan agama Islam dan Bahasa Arab.
[2] Al Qur’an Surat Al Nisa ayat 103
[3] Tim Panitia Sertfikasi Guru Rayon 143 Universitas Nusantara PGRI Kediri, Lembar Kerja, PTK dan Pengembangan Perangkat Pembelajaran, 2012, hal 94
[4] ibid
[5] Bsrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Rineka Cipta, 2008, hal 1
[6] Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan , Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta Bandung, 2013, hal 14
[7] Tim Panitia Sertfikasi Guru Rayon 143 Universitas Nusantara PGRI Kediri, Lembar Kerja, PTK dan Pengembangan Perangkat Pembelajaran, 2012, hal 229
[8] Mansur muslich, dalam Tim Panitia Sertfikasi Guru Rayon 143 Universitas Nusantara PGRI Kediri, Lembar Kerja, PTK dan Pengembangan Perangkat Pembelajaran, 2012, hal 240
[9] Ibid hal 235
[10] Ibid hal 236
[11] Ibid hal 237
[13] Ekowati. 2006.
[14] Setiawan Herawati, 2011. Penelitian Tindakan Kelas. wordpress.com

2 komentar:

  1. bismillah ...
    izin ngunduh bab 1 sampai bab 3 pak/bu/ustadz/ustadzah
    semoga menjadi amal baik bapak/ibu

    BalasHapus